Lepasliarkan Tukik untuk Jaga Harmonisasi Manusia-Alam

Ekosistem laut di sejumlah negara saat ini terancam oleh sampah dan polusi akibat perilaku manusia yang kurang menghargai betapa laut sangat penting artinya bagi kehidupan umat manusia. Plastik dan sejumlah bahan kimia serta berbagai jenis sampah kini memenuhi lautan. Harus ada upaya untuk menyelamatkan air dari ancaman sampah tersebut.

Sebuah upaya dari sekelompok masyarakat di Gianyar, Bali, patut mendapat acungan jempol. Sejak beberapa tahun lalu, mereka menangkarkan dan kemudian melepasliarkan tukik ke laut bebas. Itulah yang dilakukan Kelompok Konservasi Tukik Saba Asri, di Desa Saba, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, Bali, yang dipimpin Made Kikik.

Ketika Koran Jakarta menyambangi konservasi tukik tersebut, suasana di tempat penangkaran cukup ramai. Rupanya, pada Kamis (1/11) itu, memang sengaja dirancang agar para wartawan bisa melihat proses penangkaran dan bagaimana tukik dilepasliarkan. Dukungan dari Indonesia Power melalui program kemitraan sosial atau CSR, membuat konservasi ini lebih bisa "bernapas panjang". Pada Kamis pagi itu lebih 100 tukik dilepasliarkan.

Para wartawan dan aktivis lingkungan yang hadir, bersama-sama mengambil tukik dari tempat yang sudah disediakan. Kemudian, memindahkannya ke wadah yang terbuat dari batok kelapa, lalu melepasliarkannya ke pantai yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat konservasi.

Made Kikik menjelaskan, upaya penangkaran dan kemudian pelepasliaran tukik sudah dilakukan kelompok "Saba Asri" sejak 2014. Namun, kegiatan ini baru terasa tahun 2016 saat 6.600 tukik ditangkarkan. Kegiatan ini terus berjalan dan tahun 2018 ini berhasil dilepasliarkan sebanyak 2.327 tukik, dari 32.850 yang ditangkarkan.
Halaman Selanjutnya....