Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Rakyat I Warga Terus Kembangkan Tanaman Kencur

Lebak Optimalkan Promosi Kerajinan Badui

Foto : antaranews
A   A   A   Pengaturan Font

Badui memproduksi suvenir, seperti tas koja, baju kampret, batik, ikat kepala atau lomar, kain tenun, labeur jahe, gula aren, dan selendang. Presiden Joko Widodo sempat menggunakan baju kampret pada Sidang Tahunan MPR.

LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak mengoptimalkan promosi produk kerajinan masyarakat Badui untuk mendukung sektor pariwisata, di antaranya dilakukan pada pameran Investment Trede & Tourist ( ITT) Expo 2022 Artha Gading, Jakarta. Demikian keterangan Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Luli Agustinah, Senin (20/6).
Promosi produk kerajinan masyarakat Badui merupakan potensi untuk mendukung sektor pariwisata di Kabupaten Lebak. Selama ini, kebijakan pemerintah daerah memprioritaskan pembangunan sektor pariwisata. Sebab memiliki daya ungkit cukup besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dia mempromosikan aneka kerajinan masyarakat Badui pada event pameran yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Lebak maupun Provinsi Banten. Selain itu, juga promosi ke luar daerah, termasuk pameran ITT dan PRJ di Jakarta. "Kami berharap dengan promosi dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Badui," kata Luli.
Produk kerajinan masyarakat Badui, seperti suvenir, tas koja, baju kampret, batik, ikat kepala atau lomar, kain tenun, labeur jahe, gula aren, dan selendang. Bahkan, Presiden Joko Widodo sempat menggunakan baju kampret khas Badui pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD 2021.
Selama ini, kata dia, produk aneka kerajinan Badui dikenal masyarakat luas dan dijual dengan harga mulai 10 ribu hingga 1,5 juta rupiah. "Kami mempromosikan produk adat Badui agar bisa menembus pasar domestik dan mancanegara. Hal ini akan meningkatkan ekonomi masyarakat adat," katanya.
Sementara itu, sejumlah perajin masyarakat Badui mengaku sangat terbantu adanya promosi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lebak. Ini mendorong peningkatan pendapatan ekonomi dan mendatangkan wisatawan. Selama ini, banyak wisatawan ke kawasan Badui membeli produk kerajinan kain tenun dan tas koja.
"Kami mengikuti promosi pada kegiatan pameran ITT di Jakarta hingga omzet pendapatan mencapai 15 juta rupiah sehari," kata Amir (45) seorang perajin Badui.

Budi Daya Kencur
Saat ini, sejumlah petani Badui pedalaman melakukan gerakan budi daya kencur guna meningkatkan pendapatan. "Petani Badui tengah budi daya tanaman kencur. Kecur menjadi andalan pendapatan ekonomi tahunan. Kami bisa menghasilkan pendapatan dari panen kencur belasan juta rupiah," kata Santa (45), seorang petani Badui.
Kencur ditanam di perkebunan dan ladang. Penanaman sangat mudah dan tidak banyak perawatan. Benih kencur cukup ditanam dan tunggu 10 bulan untuk panen, tidak perlu pupuk.
"Kami bisa meraup penghasilan dari panen kencur 14 juta rupiah dengan produksi tujuh kuintal dan harga 20 ribu/kg," kata Santa, yang mengelola lahan cukup luas.
Hal senada diungkapkan petani Badui lainnya, Pulung (60), warga Desa Kanekes, Kabupaten Lebak. Dia terbantu dengan hasil pertanian kencur. Penghasilannya mencapai 14 juta rupiah dari lahan satu hektare. Produksinya tujuh kuintal. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top