Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Layanan Navigasi Penerbangan di Sumatera Ditingkatkan

Foto : Istimewa

Palembang Approach Control Unit (Palembang APP).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - AirNav Indonesia meningkatkan layanan navigasi penerbangan di Sumetara tepatnya di Cabang Palembang yang mencakup tiga sektor, yakni Bengkulu CTR, Jambi, dan Tanjung Pandan.

Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana B Pramesti menjelaskan program ini merupakan rangkaian awal dari program sentralisasi pelayanan surveillance di 12 lokasi seluruh Indonesia untuk melayani surveillance di 37 lokasi yang saat ini dilayani dengan layanan procedural. Peningkatan layanan dilaksanakan di Cabang Palembang, dimana tiga sektor layanan navigasi penerbangan yang sebelumnya menerapkan prosedur non-radar (procedural), yakni Bengkulu CTR, Jambi CTR, dan Tanjung Pandan CTR, kini ditingkatkan pelayanannya menjadi prosedur radar (surveillance) yang dikendalikan terpusat di Palembang Approach Control Unit (Palembang APP).

"Secara garis besar, AirNav sedang menjalankan roadmap peningkatan layanan surveillance, baik di lapis atas (upper level - 24,500 kaki ke atas) maupun lapis bawah (lower level - di bawah 24,500 kaki). Palembang sendiri merupakan salah satu dari 12 titik lokasi dalam roadmap di lingkup lapis bawah. Pada 28 Januari tahun 2021 yang lalu, Palembang juga telah melakukan pelayanan surveillance di ruang udara Pangkalpinang yang sebelumnya procedural. Alhamdulillah semua berjalan lancar," kata Polana dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/2).

Dia juga memaparkan 12 lokasi peningkatan layanan surveillance lapis bawah antara lain adalah Medan, Pekanbaru, Tanjungpinang, Palembang, Pontianak, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Balikpapan, Bali, Makassar, dan Jayapura. Sejauh ini, implementasi telah dilaksanakan di dua lokasi, yakni Pekanbaru dan Palembang. 10 lokasi yang lain akan segera menyusul, dan diagendakan untuk terealisasi keseluruhan pada tahun 2026.

Polana menerangkan bahwa program ini bertujuan untuk menjadikan ruang udara lapis bawah Indonesia menjadi seamless dengan menyeragamkan pelayanan dari procedural menjadi surveillance, sehingga dapat meningkatkan tingkat keselamatan dan efisiensi operasional penerbangan bagi para pengguna jasa. Program ini juga merupakan program strategis AirNav Indonesia dalam mengantisipasi peningkatan jumlah penerbangan di Indonesia.

"Dengan peralihan prosedur layanan dari procedural ke surveillance, kapasitas ruang udara otomatis bertambah, karena jarak minimal antar pesawat yang sebelumnya 30NM dengan procedural, bisa direduksi hingga 5NM dengan prosedur surveillance. Di beberapa lokasi, program ini diikuti juga dengan peningkatan kemampuan Air Traffic Service System (ATS System), termasuk dengan penambahan Controller Working Position (CWP) untuk mengakomodir penambahan sektor yang dialihkan," katanya.

Bersamaan dengan implementasi layanan surveillance di Cabang Palembang, AirNav juga mengimplementasikan rute Performance-Based Navigation (PBN) RNAV2 domestik klaster Semarang-Kupang dan implementasi rute Visual Flight Rules (VFR) di selatan Jawa dan Nusa Tenggara. Implementasi PBN rute domestik tersebut, sambung Polana, dapat berdampak pada pengurangan penggunaan bahan bakar pesawat udara, sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan efisiensi operasional penerbangan dan meminimalisir emisi gas buang (CO2) yang cukup signifikan.

"Targetnya, total rencana pengurangan emisi gas buang mencapai 30 ribu ton/ tahun. Hal ini akan bertambah mengingat klaster Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, serta rute Jakarta - Singapore yang merupakan salah satu rute terpadat sedang berproses pada tahapan selanjutnya," tutupnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top