Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Langkah Elon Musk Tutup Akun Twitter Wartawan Bahayakan Kebebasan Pers

Foto : VOA/Twitter

Aku wartawan VOA Steve Herman termasuk salah satu di antara akun sejumlah wartawan yang telah ditangguhkan oleh Twitter, sejak Kamis 15 Desember 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - CEO Twitter Elon Musk akhirnya menghidupkan kembali sejumlah akun wartawan yang ditutupnya pertengahan minggu ini karena dinilai melakukan doxing terhadapnya. Organisasi wartawan, badan-badan dunia, dan pengamat menilai langkah Musk ini berbahaya.

"Saya yakin setiap orang yang pernah di-doxing akan sepakat, menyampaikan informasi tentang lokasi keberadaan seseorang secara real time tidak layak… Di masa depan tidak akan ada perlakuan berbeda terhadap wartawan,citizen-journalist,atau orang biasa. Semua akan diperlakukan sama. Mereka tidak spesial, mereka wartawan karena profesinya memang wartawan. Mereka tetap warga negara. Anda melakukan doxing, akun Anda ditutup, ditangguhkan. Titik."

Demikian petikan pernyataan Elon Musk, yang dikutip VOA, dalam diskusi di Spaces TwitterJumat (16/12) malam sehari setelah ia menutup akun sejumlah wartawan yang ditengarai menyampaikan informasi keberadaan pesawat jet pribadinya secara real time.

Musk berkilah informasi itu membuat salah seorang anaknya mengalami pelecehan. Ia berang betul dan semua akun wartawan yang menyampaikan informasi keberadaan pesawatnya, atau sekadar link informasi yang bersifat publik, atau pernah mengkritisi kebijakan terbaru Twitter ditutupnya. Tak terkecuali akun Twitter wartawan Washington Post, New York Times, CNN, dan Voice of America.

Diskusi diSpacesitu memanas ketika sejumlah wartawan membantah tuduhan Musk dengan mengatakan mereka hanya memasang link yang ada di situs publik. Musk akhirnya meninggalkan Spaces dan bahkan menutup Spaces selama beberapa jam, sebelum akhirnya membukanya kembali hari Sabtu (17/12).

Langkah miliarder itu langsung mendapat kecaman sengit. Juru bicara PBB Stephane Dujarric hari Jumat (16/12) mengatakan, "Langkah menutup akun wartawan itu menciptakan preseden berbahaya ketika wartawan di seluruh belahan dunia sedang menghadapi penyensoran, ancaman fisik dan bahkan lebih buruk lagi." Ia menggarisbawahi bahwa PBB "sangat terusik dengan penangguhan secara sepihak itu."

Hal senada disampaikan Komisi Uni Eropa, Committee to Protect Journalists CPJ, Human Rights Watch, dan Society of Professional Journalists National.

Peneliti senior Human Rights Watch di Indonesia Andreas Harsono menilai, tindakan Musk tidak saja mengganggu kebebasan pers, tetapi juga melanggar aturan hukum.

"Banyak sekali hukum dan perjanjian internasional yang dilanggar Musk dengan tindakannya ini, terutama soal jaminan pada wartawan untuk melakukan kegiatan jurnalistik secara independen tanpa khawatir akan terjadinya pembalasan. Tindakan Musk ini kan 'membalas' apa yang dilakukan wartawan yang mengkritisi kebijakan-kebijakan Twitter, meliput sesuai standar, tidak berlebihan, tidak membahayakan, seperti yang disampaikannya. Saya kira wartawan tidak melakukan doxing," ujarnya.

Sementara Ratna Ariyanti, kandidat PhD di E.W. Scripps School of Journalism, Universitas Ohio melihat dalam skala yang lebih luas, bahwa tindakan Elon Musk menutup akun Twitter wartawan ini sebagai tindakan membungkam kebebasan berpendapat yang dijamin dalam Amandemen Pertama Konstitusi Amerika.

"Kita kembalikan lagi ke kebebasan berpendapat yang dijamin oleh Amandemen Pertama bahwa setiap orang berhak menyampaikan pendapat. Tetapi tetap harus disadari bahwa yang dijamin dalam amandemen itu adalah kebebasan berpendapat dalam kaitan dengan pemerintah. Jadi bukan dengan perusahaan privat seperti perusahaan media sosial Twitter yang memiliki aturan tersendiri. Ini memang mengkhawatirkan karena pertumbuhan perusahaan media sosial sudah menjadi platform yang dominan untuk menyebarluaskan informasi, pertukaran ide dan memberi akses dalam kaitan dengan demokrasi, untuk saling tukar pendapat dan lain-lain," katanya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top