Lagu Berbahasa Daerah Kembali Digemari Kaum Muda
Didi Kempot
Ada satu tembang favorit Innos berjudul Pingal yang dinyanyikan oleh Denny Caknan yang menceritakan seputar kegundahan hati seseorang yang tidak bisa meraih hati orang yang ia cinta.
"Ibarat esuk mendung, awan aku kudanan. Sore mbok larani, bengi tak tangisi," kata Innos mengutip sepenggal lirik lagu Pingal. Secara harafiah artinya pagi menghadapi mendung, siangnya kehujanan, sore kamu menyakiti aku, malamnya aku menangisi kamu.
Lagu itu menceritakan kegalauan yang dihadapi seseorang dalam satu hari penuh untuk mengejar tambatan hatinya. Lagu itu pun menjadi pemantik candaan Innos dengan teman-temannya karena pernah mengalami pengalaman serupa.
Sementara di Padang, Sumatera Barat, Sonya Andomo menyanyikan salah satu lagu kesukaannya yang berjudul Batu Tagak. Lagu berbahasa Minang itu menceritakan ratapan seseorang yang pergi meninggalkan bumi Minangkabau untuk merantau. "Di tengah perantauannya, orang tersebut merindukan ibunya dan meminta sang ibu untuk bersabar karena belum membawa kesuksesan," tutur Sonya.
Sonya, jurnalis berusia 26 tahun ini mengaku hampir setiap hari mendengarkan lagu-lagu berbahasa Minang. Selain itu, ia pun sering menyanyikannya saat bersama teman-teman.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya