Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Komoditas Pertanian - Sejak Januari 2018- Februari 2019, Impor Jagung Capai 130 Ribu Ton

Lagi, Pemerintah Impor Jagung

Foto : ANTAR/Aswaddy Hamid

HARGA JAGUNG - Seorang petani mengupas biji jagung di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Sabtu (5/1). Pada awal tahun ini, harga jagung pipil mencapai 4.000 rupiah per kilogram, sementara harga tertinggi pada tahun lalu hanya 3.500 rupiah per kilogram.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Pemerintah memastikan tambahan impor jagung sebanyak 30 ribu ton pada pertengahan Februari mendatang. Langkah itu dimaksudkan untuk mengatasi kelangkaan pasokan komoditas tersebut. "Kita sudah menambah 30 ribu ton lagi untuk masuk di pertengahan Februari," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Darmin menjelaskan tambahan impor ini bertujuan untuk menekan harga jagung agar tidak melambung tinggi dan tidak dilakukan menjelang masa panen jagung pada periode April. Dia mengatakan pasokan jagung ini dapat bermanfaat untuk menambah stok untuk pakan ayam ras yang sempat dikeluhkan para peternak kecil terlalu mahal dan distribusinya terbatas.

Dengan pasokan untuk pakan ternak yang mencukupi maka diharapkan juga tercipta kestabilan harga komoditas pangan lainnya yaitu telur ayam ras. "Tujuannya bukan sekedar membantu peternak kecil, tapi menurunkan harga jagung. Lagipula, kalau harga jagung tidak turun, bahkan naik, harga telur pasti naik," ujar Darmin.

Sebelumnya, pemerintah mengeluarkan izin untuk impor jagung untuk persediaan pasokan dalam negeri sebesar 100 ribu ton. Namun, hingga akhir Desember 2018, impor jagung yang dilakukan baru mencakup 70 ribu ton, sisanya sebanyak 30 ribu ton baru masuk pada minggu ketiga Januari 2019.

Melalui penambahan impor jagung pada pertengahan Februari 2019, maka jumlah impor jagung keseluruhan tercatat mencapai 130 ribu ton. Terkait impor jagung, Pengamat Indef Bhima Yudhistira beberapa waktu lalu menilai impor komoditas tersebut masih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.

Saat ini, pasokan jagung untuk pakan ternak belum dapat terpenuhi melalui produk lokal. "Impor jagung masih dibutuhkan, khususnya untuk suplai ke pakan ternak ayam. Sekarang, ketika impor jagungnya dibatasi, akhirnya peternak mencari pakan gandum yang berasal dari impor," kata Bhima.

Bhima mengatakan impor komoditas jagung ini masih diperlukan untuk memenuhi pasokan dalam negeri daripada terjadi kenaikan harga yang memberatkan konsumen. Untuk itu, dia mempertanyakan klaim bahwa sudah terjadi swasembada jagung, meski pemenuhan impor masih terjadi. Selain itu, tambah dia, kegaduhan mengenai pemenuhan kebutuhan dalam negeri selalu disertai oleh persoalan data ekspor impor pangan.

Kebutuhan Industri

Tak hanya pakan ternak, kebutuhan jagung untuk bahan baku industri makanan dan minuman saat ini masih dipenuhi dari impor. Pasalnya, jagung dent corn yang memiliki kadar tepung tinggi belum diproduksi di dalam negeri.

Dent corn atau yang dikenal sebagai jagung gigi kuda memiliki kandungan tepung yang tinggi sehingga cocok untuk industri makanan seperti keripik jagung, tepung maizena, keripik tortilla maupun taco.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top