Laba SoftBank Turun 97 Persen

TOKYO - SoftBank Group belum lama ini melaporkan penurunan laba kuartalan sebesar 97 persen dan gagalnya kesepakatan senilai hingga 80 miliar dollar AS untuk menjual perancang chip Arm, menambah tekanan pada konglomerat Jepang tersebut dalam meningkatkan sahamnya yang melemah.

Raksasa investasi Masayoshi Son melaporkan laba bersih 251 juta dollar AS pada kuartal Oktober-Desember, versus rekor 1,2 triliun yen setahun sebelumnya ketika portofolio teknologinya menguat.

SoftBank mengatakan telah membatalkan penjualan perancang chip Arm ke perusahaan AS Nvidia (NVDA.O) karena hambatan peraturan. Kesepakatan yang dibatalkan menandai kemunduran besar bagi rencana penggalangan dana SoftBank karena penilaian kembali berada di bawah tekanan dari meningkatnya kehati-hatian investor dan tindakan keras peraturan Tiongkok terhadap perusahaan teknologi.

"Kami berada di tengah badai salju dan badai belum berakhir, itu semakin kuat," kata Son, pendiri dan kepala eksekutif SoftBank.

Investor semakin berhati-hati tentang perusahaan teknologi yang menjanjikan keuntungan di masa depan karena bank sentral mengurangi stimulus. SoftBank juga dikejutkan oleh eksposur ke Tiongkokdengan saham raksasa e-commerce Alibaba (9988.HK), di mana SoftBank memiliki saham, turun seperlima kuartal terakhir.

Unit Vision Fund SoftBank melaporkan keuntungan investasi sebesar 115 miliar yen (967 juta dollar AS), turun dari 1,4 triliun yen setahun sebelumnya.

"Meskipun beberapa perusahaan publik telah turun nilainya, ada putaran pendanaan lanjutan yang signifikan di mana investor institusi luar telah memimpin putaran itu," kata Chief Financial Officer Vision Fund, Navneet Govil kepada Reuters.

Perusahaan portofolio, termasuk perusahaan e-commerce olahraga Fanatics, mengadakan putaran pendanaan selama kuartal tersebut.

SoftBank meluncurkan pembelian kembali 1 triliun yen pada bulan November. Saham grup ditutup turun 0,9 persen menjelang pendapatan dan telah kehilangan sekitar setengah nilainya sejak tertinggi dicapai pada Maret 2021.

Banyak perusahaan portofolio SoftBank diperdagangkan di bawah harga listing mereka, dengan perusahaan berbagi kantor WeWork (WE.N), ride hailer Grab dan platform mobil bekas Auto1 semuanya turun pada kuartal terakhir.

Aset tersebut dapat dijual atau digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman karena SoftBank berinvestasi melalui unit Vision Fund-nya, yang menjalankan Vision Fund senilai 100 miliar dollar AS dan dana kedua yang lebih kecil dan telah menjadi prioritas grup.

Vision Fund 2 memiliki modal komitmen 51 miliar dollar ASp ada akhir tahun 2021 dan telah menginvestasikan 43,1 miliar dollar AS di lebih dari 200 perusahaan rintisan dengan memotong cek yang lebih kecil.

"Lebih mudah bagi kami untuk masuk dan keluar dan siklusnya menjadi lebih cepat," kata Son.

Unit Vision Fund telah mendistribusikan 44,2 miliar dollar AS kepada mitra terbatasnya di kedua dana tersebut.

Pengamat industri telah mencatat pemutusan antara pasar swasta berbusa dan skeptisisme di pasar publik.

"Kami melihat beberapa penyeimbangan kembali yang sehat di beberapa ujung pasar yang lebih ekstrem. Kami memang menolak beberapa transaksi karena kami pikir valuasinya kaya," kata Govil.

Hasil itu datang pada momen penting bagi konglomerat ketika eksekutif senior keluar dari perusahaan, termasuk Chief Operating Officer Marcelo Claure, yang memimpin restrukturisasi WeWork dan meluncurkan dana yang berfokus pada Amerika Latin grup.

Keberangkatan telah memfokuskan kembali perhatian pada rencana suksesi Putra yang berusia 64 tahun. Miliarder itu mengatakan dia baru-baru ini bermain bowling dan mencetak skor tinggi dalam dua pertandingan.

"Saya berpikir 'Hei, saya masih sangat muda'," kata Son.