Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Pasukan Ukraina Berhasil Hancurkan Jembatan Ponton di Kota Darivka

Kyiv Rebut Kembali Kota-kota di Wilayah Kharkiv

Foto : AFP/Juan BARRETO

Warga Mengungsi I Warga Kota Kramatorsk di Ukraina timur memasuki sebuah bus untuk mengungsi pada Rabu (8/9). Mereka mengungsi setelah pasukan Ukraina dilaporkan berhasil merebut kembali sejumlah wilayahnya yang tadinya sempat diduduki pasukan Russia.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyampaikan sebuah kabar baik datang dari wilayah Kharkiv. Ia mengatakan pasukan Ukraina telah berhasil merebut kembali beberapa kota dari tangan pasukan Russia, tanpa memberi rincian lebih lanjut.

Dalam pidato video terbarunya, Zelenskyy hanya melontarkan pujian atas keberanian dan kepahlawanan beberapa unit Ukraina selama pelaksanaan misi tempur mereka.

Presiden Ukraina itu juga mengatakan artileri Ukraina telah berhasil melancarkan serangan terhadap pasukan Russia di Ukraina selatan.

Kabar baik yang disuarakan Zelenskyy dibenarkan oleh pihak pejabat militer Ukraina pada Kamis (8/9).

"Unit militer Ukraina berhasil menembus 50 kilometer di luar garis musuh. Selama operasi aktif di daerah Kharkiv, lebih dari 20 kota dan pedesaan telah direbut kembali," kata seorang pejabat senior di angkatan bersenjata Ukraina bernama Oleksiy Gromov.

Dalam keterangan, pihak militer Ukraina menambahkan bahwa pasukannya juga berhasil meraih kemajuan di medan perang di wilayah Donbas timur termasuk gerak maju di Kota Kramatorsk dan Sloviansk.

Keberhasilan tentara Ukraina itu dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Urusan Kebijakan, Colin Kahl. Dalam sebuah acara yang diselenggarakanDefense Newspada Rabu (7/9), ia mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah membuat kemajuan yang lambat, tetapi berarti.

"Saya tentu saja berpikir bahwa semua akan jadi lebih baik di pihak Ukraina sekarang ini di bagian selatan dari pada di pihak Russia," kata Kahl.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Inggris pada Kamis (8/9) mengatakan pasukan Ukraina di Kherson Oblast, Ukraina selatan, mungkin menghancurkan sebuah jembatan ponton militer di Kota Darivka yang sebelumnya digunakan pasukan Russia setelah sebuah jembatan di dekatnya rusak.

Kementerian itu mengatakan, dengan menarget titik-titik perlintasan, militer Ukraina memperlambat kemampuan Russia untuk mengerahkan pasukan dan melancarkan upaya penambahan logistik dari timur.

"Perlintasan Darivska adalah salah satu jalur utama antara sektor-sektor utara dan selatan dari kehadiran militer Russia di sepanjang Sungai Dnipro. Ketepatan sistematik Ukraina yang menarget titik-titik perlintasan yang rawan kemungkinan besar berlanjut untuk menekan pasukan Russia sewaktu mereka berupaya membendung serangan Ukraina," kata kementerian tersebut.

Laporan PBB

Sementara itu Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Rabu mengatakan, terdapat tuduhan meyakinkan bahwa pasukan Moskwa telah membawa anak-anak dari Ukraina ke Russia untuk diadopsi sebagai bagian dari upaya relokasi dan deportasi paksa besar-besaran.

"Ada tuduhan yang meyakinkan tentang pemindahan paksa anak-anak tanpa pendamping ke wilayah pendudukan Russia atau ke Federasi Russia sendiri," kata Ilze Brands Kehris, asisten Sekjen PBB untuk Hak Asasi Manusia, kepada Dewan Keamanan.

"Kami khawatir pihak berwenang Russia telah menerapkan prosedur yang disederhanakan untuk memberikan kewarganegaraan Russia kepada anak-anak tanpa pengasuhan orang tua, dan anak-anak ini memenuhi syarat untuk diadopsi keluarga-keluarga Russia," imbuh dia.

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai masalah Ukraina itu, Brands Kehris mengatakan bahwa pasukan Russia juga menjalankan operasi penyaringan di mana warga Ukraina di wilayah pendudukan dipaksa mengikuti pemeriksaan keamanan sistematis yang melibatkan banyak tindakan pelanggaran HAM.

"Prosedur penyaringan itu telah melakukan penggeledahan tubuh dan interogasi tentang latar belakang pribadi, hubungan keluarga, pandangan politik dan kesetiaan individu yang bersangkutan. Prosedur itu juga melibatkan pemeriksaan perangkat seluler, pengambilan data identitas pribadi, serta pengambilan foto dan sidik jari," ungkap Brands Kehris.

Dubes Russia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menampik tuduhan tersebut dan menyebutnya tak berdasar, serta mengklaim bahwa warga Ukraina yang melarikan diri dari negara itu melakukannya demi menyelamatkan diri dari rezim kriminal, sebutan Moskwa bagi pemerintah Ukraina. AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top