Kutai Kuno Dijuluki 'Crazy Rich' Pertama Indonesia! Ini Dia 'Flexing' Ala Raja Kutai, Persembahan 20.000 Sapi!
Ilustrasi Raja Indonesia
Foto: Google - trcagustinaPada abad ke 4 Masehi atau 400 Masehi, munculah kerajaan penakluk tertua di Nusantara bercorak Hindo yang memiliki raja tajir melintir tiada tanding, yakni Raja Mulawarman, raja dari Kerajaan Kutai Kuno yang terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur.
Diceritakan dalam sejarah, Raja Mulawarman mulai menyerang raja-raja lain, sehingga menjadikannya raja penakluk pertama di Nusantara. Setelah meraih berbagai kemenangan, Raja Mulawarman menggelar berbagai upacara keagamaan serta memberikan persembahan yang sangat berlimpah untuk para brahmana.
Sebagai bentuk rasa terima kasih, para brahmana menghargai dan mengabadikan kebaikan dengan keagungan raja pada tonggak-tonggak batu. Saat masa terus berlanjut, Raja Mulawarman serta kerajaan dan pengikutnya mulai lenyap dalam timbunan sejarah.
- Baca Juga: Kawasan Hunian dengan Enam Danau Segera Luncurkan Produk Perdana
- Baca Juga: Bintang yang Menuju Kematian
Sekitar 1500 tahun kemudian, Hermann von de Wall, seorang peneliti belanda tahun 1807 - 1873, menemui sultan Kutai Negara yang memiliki kerajaan bercorak Islam di Kalimantan Timur. Hermann von de Wall memiliki kecurigaan dengan sultan yang memiliki kalung emas dipenuhi dengan ikonografi Hindu dan menduga terdapat jejak kerajaan Hindu di lokasi tersebut.
Kurang dari setengah abad kemudian, dugaan tersebut terbukti oleh Belanda yang berhasil melakukan penemuan 4 prasasti berupa tonggak batu / yupa di hulu sungai Mahakam. Penemuan itu kemudian dibawa serta diteliti lebih lanjut di Batavia.
Prasasti yang temukan itu dinamai Prasasti Muarakaman. Secara keseluruhan, Prasasti Muarakaman, berjumlah 7 buah, dan semuanya ditemukan di desa Brubus, Kalimantan Timur.
Empat diantaranya ditemukan pada tahun 1879 dan sisanya baru ditemukan 5 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia. Semua Prasasti Muarakaman bercerita tentang Mulawarman, seorang raja besar yang memimpin sebuah kerajaan yang Makmur di Kalimantan Timur.
Tugu-tugu itu ditulis dalam bahasa Sansekerta dengan aksara Pallawa. Menurut filolog De Casparis (1916 - 2002), Pallawa yang ditulis berasal dari Pallawa awal, yaitu sekitar abad ke-4 hingga 5 Masehi dan menjadi tulisan tertua di Nusantara sekaligus menetapkan kerajaan ini menjadi kerajaan tertua di Indonesia. Oleh sejarawan, kerajaan itu diidentifikasi sebagai kerajaan Kutai Kuno.
Diantara 7 tonggak batu yang ditemukan, Prasasti Muarakaman I mengandung silsilah para raja Kutai Kuno, oleh hal itu, prasasti itu menjadi spesial. Disebutkan dalam prasasti, Asmawarman sebagai Wangsakarta, atau yang memiliki arti pendiri dinasti. Jadi kemungkinan, Asmawarman lah yang merupakan pendiri Kerajaan Kutai Kuno.
Kepemimpinan Asmawarman kemudian diteruskan oleh Kudungga, yaitu ayahnya, atau kakek dari Mulawarman, kemudian digantikan oleh Mulawarman
Flexing Ala Raja Kutai, Mempersembahkan 20.000 Sapi
Diambil dari Prasasti Muarakaman VII, yang merekam kesuksesan Raja Mulawarman saat menaklukan raja-raja lain sehingga menjadikan kerajaannya yang kaya raya. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa, untuk menghormati dan menghargai brahmana, raja Mulawarman memberikan persembahan yang fantastis. Sayangnya karena aus, persembahan itu tidak terbaca.
Tetapi, dalam Prasasti Muarakaman II disebutkan bahwa, Raja Mulawarman mempersembahkan 20.000 ekor sapi. Hal ini diperkirakan karena harta kerajaan yang diraih meluap drastis. Disamping itu, beberapa sejarawan menduga, 20.000 ekor sapi itu mungkin benar adanya atau kemungkinan juga hanya bersifat simbolis, dan jumlahnya tidak mungkin sebanyak itu.
Sebab, dalam Prasasti Muarakaman VI, disebutkan Sang Raja hanya mampu mempersembahkan 11 ekor sapi jantan. Kemungkinan lain yang terjadi adalah, Prasasti Muarakaman VI ditulis saat masa awal kerajaan Mulawarman, sebelum ekspansi digencarkan.
Terlepas dari dugaan yang ada, Prasasti Muarakaman tetap memiliki kisah dari Sang Raja, sebagai kelompok sosial internasional kaya pertama yang dermawan di Nusantara. Salah satu upacaranya bahkan disebut Bahusuwarnnakam yang memiliki arti emas yang sangat banyak.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rizka Haerunnisa
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim