Kurikulum Sekolah Era Pandemi Harus Mendorong Anak Senang Belajar
Foto: ISTIMEWAMeski begitu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) perlu mengarahkan PJJ agar dapat berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.
Sampai saat ini, Kemendikbud juga belum membuat kurikulum khusus pandemi Covid-19. Padahal, banyak pengamat menilai kurikulum tersebut dapat menjadi arahan serta menjaga standardisasi pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran selama masa pandemi.
Untuk mengupas persiapan tahun ajaran baru, Koran Jakarta mewawancarai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi. Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana tanggapan Anda terkait tetap dimulainya tahun ajaran baru?
Kita harus berhati-hati untuk menentukan kapan kiranya pembelajaran itu masuk sekolah. Kita sudah sepakat keselamatan bukan hanya anak, tapi guru dan warga sekolah lainnya harus jadi pertimbangan utama.
Pemerintah memprioritaskan pembelajaran dengan PJJ. Bagaimana agar proses PJJ itu bisa efektif?
PJJ jadi poin utama PGRI terkait proses belajar dari rumah. Di sisi lain, selama pandemi kita semua melakukan lompatan kesempatan bertransformasi pendidikan. Ini artinya, kita ada kebiasaan-kebiasaan baru di dunia pendidikan yang tidak dilakukan, sekarang dilakukan. Itu harus dielaborasi, termasuk tata kelola yang berubah dari situasi dan transformasi pembelajaran. Pembelajaran tidak menekankan konten, tapi proses.
Sampai saat ini Kemendikbud belum meluncurkan kurikulum Covid-19. Seberapa penting sebenarnya kurikulum ini?
Harus ada semacam guide line dan kementerian sudah punya ini. Di sisi lain, komunikasi dengan pemerintah daerah harus dijalin dengan baik karena mereka punya kebijakan masing-masing. Untuk itu, harus menyusun kurikulum yang memberikan keleluasaan bagi sekolah menentukan standar aplikatif dan praktis.
Kalau tidak diberi arahan mereka akan tetap memenuhi target kurikulum. Kurikulum minimum harus dirancang untuk menentukan pembelajaran aplikatif dan praktis. Standar yang ketat diubah agar bisa dicapai siswa dengan mudah belajar dan guru tidak terbebani. Ini juga transformasi pembelajaran.
Apa usulan dari PGRI terkait kurikulum pendukung PJJ?
Kami menyiapkan usulan itu Kasep atau Kurikulum Sekolah Era Pandemi. Itu membuat pembelajaran lebih aplikatif dan praktis dengan menekankan pada konten dan mendorong anak-anak senang belajar dan menjadi pembelajar mandiri. Intinya, pembelajaran bersifat kolaboratif menjadi model-model pembelajaran yang banyak dipakai sehingga siswa dan guru tidak merasa terbebani. Basis transformasi pendidikan bisa disiapkan dalam kurikulum pandemi ini.
Terkait transformasi dalam dunia pendidikan apa lagi yang perlu dibenahi?
Pendidikan sudah desentralisasi. Maka itu, pemerintah daerah harus diajak bicara kalau ingin memperkecil disparistas mutu. Ketika Kemendikbud punya agenda besar yang bagus, tapi implementasinya harus dikontrol juga. Jadi, penting untuk berbicara dengan pemerintah daerah tentang kenormalan baru atau pembelajaran pascapandemi. Bagaimana pemerintah daerah menyiapkan infrastruktur dan pendanaan karena ini penting dalam pelaksanaan.
Kalau diserahkan ke daerah akan berbahaya. Keselamatan dan keamanan perlu biaya. Kemendikbud harus memastikan protokol kesehatan bukan hanya di atas kertas, tapi bagaimana protokol kesehatan jadi kesadaran dan pemahaman sehingga menyadari bahayanya. m aden ma'ruf/P-4
Redaktur: Khairil Huda
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- 2 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 3 Otorita Labuan Bajo: Mai Hang Food ajang promosi kuliner lokal
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Natal Membangun Persaudaraan