Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Proses Belajar

Kurikulum Merdeka Diminati Banyak Sekolah

Foto : Koran Jakrta/Muhamad Ma'rup

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kurikulum Merdeka diminati banyak sekolah. Lebih dari 50 ribu sekolah sudah mendaftar untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut tahun 2022 ini. Demikian disampaikan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, di Jakarta, Senin (18/4).

"Ini beberapa kali lipat dari rencana dan menunjukan minat tinggi sekolah," ujarnya. Dia mengungkapkan, mulai 2022 hingga 2024 penerapan Kurikulum Merdeka diperluas di sekolah dan madrasah secara sukarela. Dia memastikan, pemerintah akan terus mematangkan desain dan kebijakan Kurikulum Merdeka berdasarkan evaluasi dua tahun ke depan.

Menurutnya, Kurilulum Merdeka lebih sederhana secara konten dan menyediakan ruang lebih untuk pengembangan karakter. Anindito menekankan, selama periode tersebut sekolah punya opsi menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum Merdeka. Tujuan atau kompetensi yang dituju kedua kurikulum tersebut tetap sama.

"Jalannya berbeda, namun ketika sekolah mengevaluasi hasil pembelejaran acuannya sama, yaitu standar kompetensi lulusan," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menyebut, Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari transformasi pendidikan. Di sisi lain, menjadi salah satu cara mengatasi krisis pembelajaran akibat pandemi Covid-19.

Dia menyebut, kesenjangan pembelajaran antarwilayah dan kelompok sosial ekonomi makin meningkat. Hal ini belum lagi ditambah hilangnya pembelajaran atau learning loss. "Kurikulum Merdeka fokus pada materi esensial. Kurikulum lebih fleksibel," tambahnya.

Iwan menilai, pandemi membuktikan pentingnya teknologi bagi dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran tidak hanya bisa dilakukan secara tatap muka, tapi juga daring dengan menggunakan berbagai media.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top