Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kurangi Emisi Karbon Novo Nordisk Alihkan Pengiriman via Laut

Foto : ISTIMEWA

kapal jasa

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dalam upaya mencapai tujuan besar nol dampak untuk lingkungan (zero environmental impact), Novo Nordisk Indonesia melaksanakan berbagai kegiatan. Salah satu usaha yang telah dilakukan adalah mengalihkan metode pengiriman produk, dari angkutan udara menjadi angkutan laut.

Direktur Novo Nordisk Indonesia Finance & Operations, Rasmus Hansen menjelaskan, pihaknya menyadari bahwa pengiriman produk menghasilkan limbah karbon dioksida (CO2) yang cukup banyak sehingga memutuskan untuk beralih ke metode pengiriman melalui laut. "Ambisi kami untuk mencapai zero environmental impact merupakan landasan aspirasi kami dalam rangka menjadi perusahaan dengan bisnis yang berkelanjutan," ujar dia dalam keterangan tertulis Jumat (27/5).

Pengiriman udara menghasilkan 75 persen dari total emisi CO2 dalam distribusi produk. Dengan beralih ke metode pengiriman dengan angkutan laut, Novo Nordisk Indonesia berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon perusahaan dan dengan demikian selangkah lebih maju dalam mencapai zero environmental impact. "

Selain itu, perusahaan juga mengadakan kampanye "Plastic Funtastic" yang menjadi bagian dari kegiatan Take Action Novo Nordisk. Program sukarela tersebut melibatkan karyawan global Novo Nordisk termasuk di Indonesia sehinggadiharapkan dapat mendorong perubahan di bidang kesehatan, sosial, dan lingkungan.

Sebagai kampanye yang holistik, "Plastic Funtastic" terdiri dari beberapa kegiatan seperti talkshow daringuntuk mengedukasi karyawan agar lebih paham mengenai dampak sampah plastik terhadap lingkungan, mendorong karyawan untuk memilah sampah plastik, dan membangun kamar mandi umum untuk para pemulung sampah yang dibuat dari sampah plastik yang dikumpulkan oleh karyawan.

Dalam kampanye ini, karyawan Novo Nordisk Indonesia diajak untuk mengumpulkan dan mengirimkan sampah plastik yang telah dibersihkan ke sejumlah tempat yang sudah ditentukan. Sampah plastik tersebut kemudian didaur ulang dan diubah menjadi batu bata dan digunakan untuk membangun kamar mandi umum di Kampung Pemulung di Cirendeu, Tangerang Selatan, Banten. Proyek ini berhasil membantu 100 keluarga pemulung di area tersebut.

Pendiri dan Direktur Pelaksana Waste4Change Indonesia, Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan, studi terakhir yang dilakukan perusahaan tersebut menunjukkan, pada 2019 Indonesia menghasilkan sekitar 175.000 ton sampah setiap harinya. Sebesar 14 persen atau 24.500 ton berupa sampah plastik.

"Selian itu sekitar 81 persen sampah di Indonesia juga tidak dipilah. Selain itu, kemasan isi ulang dan berbagai jenis plastik lunak akan dibuang dan menjadi sampah karena tidak dapat didaur ulang, tidak seperti botol dan sampah plastik keras yang lebih mudah didaur ulang," katanya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top