Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industrialisasi Komoditas I Pengembangan dari Hulu ke Hilir Penting untuk Perkuat Daya Saing

Kurangi Ekspor Rumput Laut Mentah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Rumput laut semestinya dijadikan sebagai komoditas strategis, selayaknya kelapa sawit, sehingga bisa bankable.

JAKARTA - Sejumlah kalangan meminta ekspor rumput laut dalam bentuk mentah dikurangi. Pasalnya, lebih dari 60 persen rumput laut mentah RI diekspor sehingga tidak mendorong nilai tambah di dalam negeri. Ke depan rumput laut harus diprioritaskan bagi industri di dalam negeri.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto menyebutkan, demi mendukung rencana tersebut, diperlukan bisnis terintegrasi di sektor rumput laut. Integrasi itu berbentuk optimalisasi pemanfaatan komoditas rumput laut mulai dari budidaya di sektor hulu, sistem logistik yang efisien dan pemasaran yang berkelanjutan serta dukungan pengolahan di sektor hilir rumput laut agar lebih berdaya saing.

"Yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing komoditas rumput laut nasional saat ini adalah keseimbangan pengembangan antara hulu dan hilir, menyusul dengan industrialisasi komoditas ini yang digalakkan pemerintah," ungkap Yugi dalam diskusi bersama stakeholder rumput laut di Jakarta, Senin (30/4).

Diungkapkannya, untuk industrialisasi rumput laut, titik perhatiannya tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, hulu-hilirnya harus menjadi perhatian bersama. Di hulu harus diperhatikan pembibitan dan metode budidayanya, lalu bagaimana upaya perlindungan pada para petani dan pembudidaya juga harus diperhatikan.

Kemudian, di sektor hilir, daya saing industri pengolahan pun perlu ditingkatkan agar bisa menyerap bahan baku rumput laut petani dengan baik. "Rumput laut RI banyak diekspor, tidak ada yang salah dengan itu. Namun diharapkan industri nasional juga bisa mengoptimalisasikan pemanfaatan rumput laut kita sendiri agar bernilai tambah,"kata Yugi.

Yugi melanjutkan, banyak aspek yang berperan memajukan industri pengolahan rumput laut, diantaranya akses permodalan, riset dan teknologi hingga kepastian akses pasar dan hal lainnya. Selama ini, rumput laut banyak dimanfaatkan industri sebagai bahan baku maupun campuran, seperti untuk industri makanan dan minuman hingga farmasi.

Nilai Tambah

Ketua Masyaraat Aquakultur Indonesia Rohkmi Dahuri menyebutkan mayoritas rumput laut mentah yang dihasilkan RI diekspor, sehingga tidak mendorong adanya nilai tambah. Padahal, bila industri hilir berkembang, itu bisa menekan angka kemiskinan dan pengangguran karena menyerap tenaga kerja.

"Ini perlu dikurangi, RI berpotensi sebagai penghasil olahan rumput laut terbesar karena bahan baku kita yang banyak,"tegasnya.

Disebutkan Rohkmin, ada banyak sektor hilir yang menggunakan rumput laut sebagai bahan baku utamanya. Untuk barang setengah jadi misalnya ada keraginan, alginat serta agar sampai produk akhir seperti makanan dan minuman, kosmetik, hingga pasta gigi, sosis dan eskrim.

Dia berharap rumput laut dijadikan sebagai komoditas strategis, selayaknya kelapa sawit. Hal itu supaya kebijakan publik diarahkan untuk berpihak ke sektor itu. Dengan demikian, perbankan melunak, termasuk dalam hal syarat pinjaman serta pemberian kredit murah.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top