Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Manufaktur I Material Impor Mencapai 20 Miliar Dollar AS Per Tahun

Kurangi Bahan Impor Plastik

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah akan menata ulang struktur industri plastik untuk menekan kebergantungan bahan baku impor plastik nasional.

JAKARTA - Pemerintah akan menata ulang struktur industri plastik nasional agar tidak terlalu menggantungkan bahan baku impor. Hingga sekarang ini, material impor sudah mencapai 20 miliar dollar AS per tahun.

Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Achmad Sigit Dwiwahjono, menyatakan dalam tahun-tahun mendatang struktur industri plastik kian diperkuat untuk mengurangi bahan baku impor.

"Diharapkan para pelaku industri mampu berkontribusi lebih banyak dalam penguatan industri plastik di dalam negeri," ungkap Sigit saat membuka Pameran Produk Industri Plastik dan Karet 2019, di Jakarta, Selasa (9/7).

Hingga kini, menurutnya, sudah ada beberapa perusahaan yang berkomitmen untuk berinvestasi dalam produksi ethylene cracker, yang merupakan bahan baku yang dibutuhkan untuk sektor industri plastik, salah satunya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Baca Juga :
Ekspansi Bisnis

Sigit mengatakan dengan adanya tambahan investasi tersebut, diharapkan dalam lima tahun ke depan dapat tercapai substitusi bahan baku untuk plastik, sehingga bisa menekan 50 persen dari nilai impor sebesar 20 milliar dollar AS.

Menurut Sigit, industri plastik dan karet menjadi kontributor penggerak perekonomian nasional. Sebab, industri plastik dan karet merupakan sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

Keduanya merupakan industri vital dengan ruang lingkup hulu hingga hilir, memiliki variasi produk yang sangat luas, serta selalu dibutuhkan oleh sektor industri lainnya sehingga masih potensial dikembangkan. Aplikasi kedua produk itu sangat luas untuk sektor industri lain, seperti industri kemasan untuk makanan dan kosmetik, elektronik, otomotif, dan industri lainnya.

Industri plastik dan karet juga, terang Sigit memberikan kontribusi signifkan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas. Pada tahun 2018, menyumbang sebesar 92,6 triliun rupiah atau 3,5 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2017.

Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin, Taufiek Bawazier, menyebutkan jumlah industri plastik saat ini mencapai 925 perusahaan dengan kemampuan memproduksi berbagai macam produk plastik dan menyerap 37.327 tenaga kerja. Total produksi sektor ini pada tahun 2018 mencapai 7,23 juta ton.

"Sementara itu, permintaan produk plastik meningkat rata-rata sebesar 5 persen dalam limatahun terakhir," ungkap Taufik.

Tingkatkan Serapan

Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, mengatakan dalam upaya pengembangan industri karet, pemerintah tengah mendorong agar sektor tersebut bisa lebih maju lagi dan mampu menyerap bahan baku karet dalam negeri yang melimpah dengan maksimal.

Ia menambahkan, Indonesia merupakan salah satu negara utama penghasil karet alam dengan produksi melebihi 3,7 juta ton per tahun. "Untuk itu, Kemenperin gencar mendorong transformasi dan penguatan komoditas karet dengan memperluas produksi karet di hilir," tutur Sigit. ers/E-12

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top