Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aturan Bursa I KSEI Berinovasi untuk Meningkatkan Kenyamanan Bertransaksi

KSEI Kaji Perdagangan Tanpa Warkat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Full dematerialisasi bisa lebih mengaktifkan pasar bila semua disimpan di KSEI sehingga tradable.

JAKARTA - Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) akan mendorong penggunaan penuh dematerisasi (full dematerialisasi) atau perdagangan tanpa warkat di pasar modal Indonesia. Sebagai langkah awal KSEI akan melakukan kajian untuk penerapan full dematerialisasi sehingga transaksi perdagangan dan penyelesaian efek tanpa warkat (scripless trading). Diharapkan pada semester pertama 2019, kajian tentang full dematerialisasi bisa dilakukan.

Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan penggunaan full dematerialisasi mengacu pada total nilai kapitalisasi pasar sebesar 6.987 triliun rupiah, namun yang tersimpan di KSEI hanya sebesar 4.100 triliun rupiah, sedangkan sisa script yang dipegang dalam bentuk fisik ada di investor itu sendiri.

"Kita baru studinya dulu, tapi kalau di market lain sudah full dematerialisasi. Kita nanti melihat apakah bisa diaplikasikan di Indonesia," ungkapnya di Jakarta, Kamis (27/12).

Dengan full dematerialisasi bisa lebih mengaktifkan pasar bila semua disimpan di KSEI sehingga akan lebih tradable. Dengan full dematerialisasi akan lebih mudah memantau saham yang ada di pasar, daripada saat ini yang dipegang investor bentuknya fisik. "Selama ini, sisa dari total nilai kapitalisasi pasar belum masuk ke KSEI, sebab itu sukarela saja," imbuhnya.

Hal ini tentu saja menjadi perhatian sebab langkah tersebut tidak lepas dari upaya untuk meningkatkan jumlah saham yang disimpan di KSEI, sehingga bisa full dematerialisasi seperti market lain di dunia. Menurut perempuan yang biasa disapa Kiky, sekarang ini banyak saham founder dalam bentuk script. Padahal dengan memegang fisik seperti yang biasa digunakan saat ini bisa cepat hilang. Pihaknya pun akan mengonsultasikan penerapan ini ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Sekarang banyak saham founder dalam bentuk script dan nanti akan ada peraturannya," ujar dia.

Saat ini negara yang sudah menggunakan full dematerialisasi, seperti Jepang dan Taiwan, sementara India hanya mendorong (encorage) saja. "Kita sudah lakukan studi ke Jepang dan Taiwan untuk dematerialisasi dan mereka sudah full dematerialisasi," ujar dia.

Kenyamanan Transaksi

Memasuki usia yang ke-21 tahun, KSEI terus berupaya melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan kenyamanan betransaksi di pasar modal Indonesia. Beberapa pencapaian dan pengembangan infrastruktur berhasil dilakukan sepanjang tahun 2018. Pada 9 Juli 2018. KSEI telah berhasil melakukan pengembangan sistem utama The Central Depository and Book-Entry Settlement System (C-BEST) generasi terbaru atau C-BEST Next-G.

Terobosan Iainnya adalah sinergi dengan Bank Indonesia (BI) terkait kerja sama sehubungan dengan fungsi KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di Pasar Modal Indonesia.

Dalam kerja sama ini, BI melakukan pembukaan rekening di KSEI untuk penatausahaan agunan obligasi/sukuk korporasi dalam rangka Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek.

SeIain itu, BI juga menunjuk KSEI sebagai lembaga yang melakukan Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Sertifikat Deposito Syariah yang ditransaksikan di pasar uang.

Dengan ditunjuknya KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan Penyelesaian Sertifikat Deposito Syariah di pasar uang, serta dukungan dan sinergi yang baik antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia, diharapkan pasar sertifikat deposito di Indonesia dapat semakin tumbuh.

KSEI juga mengambil bagian pada program perubahan siklus penyelesaian transaksi yang sebelumnya 3 hari (T+3) menjadi 2 hari (T+2), yang mulai diterapkan pada perdagangan Bursa per tanggal 26 November 2018. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top