Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebutuhan Pokok

Krisis Pangan Bisa Membunuh Jutaan Orang

Foto : ISTIMEWA

PETER SANDS Direktur Eksekutif Lembaga Dana Global yang Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria - Ini tidak terdefinisi dengan baik seperti beberapa patogen baru yang muncul dengan gejala baru yang khas. Tapi itu bisa sama mematikannya.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Direktur Eksekutif sebuah lembaga Dana Global yang memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria, Peter Sands, pada Selasa (7/6), mengatakan meningkatnya kekurangan pangan dapat mengancam kesehatan bagi warga dunia sama seperti pandemi Covid-19.

Kenaikan harga pangan dan energi yang sebagian dipicu perang di Ukraina dapat membunuh jutaan orang baik secara langsung maupun tidak langsung.

"Kekurangan pangan terjadi dalam dua cara. Pertama, ada tragedi orang yang benar-benar mati kelaparan. Kedua, ada kondisi kalau sering kali lebih banyak orang yang kekurangan gizi, dan itu membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit yang ada," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Dia mengatakan upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan pandemi seharusnya tidak membuat kesalahan "klasik" dengan hanya memikirkan krisis yang menyerupai ancaman terbaru yang dihadapi dunia.

"Ini tidak terdefinisi dengan baik seperti beberapa patogen baru yang muncul dengan gejala baru yang khas. Tapi, itu bisa sama mematikannya," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 15 juta orang mungkin telah meninggal akibat Covid-19. Sands mengatakan investasi diperlukan untuk memperkuat sistem kesehatan guna membantu mempersiapkan dampak kekurangan pangan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab Dana Global.

Lembaga yang berbasis di Jenewa, Swiss, itu bertujuan untuk mengumpulkan 18 miliar dollar AS untuk meningkatkan sistem kesehatan, memerangi tiga penyakit inti, dan membalikkan kemunduran yang disebabkan oleh pandemi.

Kurangi Kebergantungan

Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah, mengatakan upaya mengurangi kebergantungan pada pangan impor semestinya sudah dilakukan dari dulu, sehingga gangguan pasokan pangan di pasar global saat ini tidak mengancam kondisi domestik, termasuk di sisi kesehatan.

"Jika ini dilakukan dari dulu, tentu masalah pasokan pangan dunia saat ini tidak akan mengancam kondisi pangan domestik karena kita sudah bisa mandiri, juga melakukan substitusi ke pangan lokal," kata Said.

Ia mencontohkan gandum harusnya sudah disubstitusi dari dulu karena derajat kebergantungan pada tepung gandum luar biasa besar. Hal itu sangat membahayakan karena sulit mengontrol pasokan dan harga gandum di dunia.

"Ketika ada gangguan di negara produsen atau seperti saat ini karena isu perang maka stabilitasnya terganggu," katanya.

Sampai saat ini, peta jalan transisi subtitusi dari gandum ke sorgum, misalnya, atau pangan lokal lainnya di pemerintah belum ada yang dijadikan pegangan.

Dengan peta jalan maka para pihak dapat menerjemahkan ke dalam program dan kebijakan teknis di masing-masing kementerian termasuk alokasi anggarannya.

"Jika tidak hanya seperti memutar kaset lama yang ujungnya hanya sebatas wacana saja," katanya.

Selain pembuatan peta jalan dan pemetaan potensi, langkah itu perlu diturunkan sampai ke tingkat aktivitas teknis di daerah.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top