Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Logistik Pemilu

KPU: Kotak Suara Kardus Dupleks Lebih Hemat

Foto : ANTARA/Reno Esnir

UJI COBA KOTAK SUARA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Arief Budiman, menduduki kotak suara yang terbuat dari karton tebal kedap air di Kantor KPU, Jakarta, Senin (17/12). KPU mencoba kekuatan kotak suara tersebut, antara lain dengan cara disiram air untuk memastikan keamanannya. Kota suara itu akan didistribusikan ke seluruh Indonesia untuk digunakan dalam Pemilu serentak 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Arief Budiman, mengemukakan pemakaian kotak suara kardus berbahan karton dupleks lebih menghemat anggaran. Selain harganya lebih murah dibandingkan dari bahan aluminium, kotak suara berbahan karton dupleks dan di salah satu sisinya transparan itu kuat dan kedap air.

"Lihat, kuat kan. Tidak tembus ke dalam kan," kata Arief sambil menunjukkan kondisi kotak suara setelah diduduki dan disemprot air di halaman Gedung KPU, Jakarta, Senin (17/12). Dia lalu mengungkapkan beberapa alasan KPU memilih kotak suara berbahan karton dupleks ketimbang berbahan aluminium yang pernah digunakan dalam pemilu sebelumnya.

Pertama, faktor usia kotak aluminium yang dimiliki KPU yang mencapai lebih dari 10 tahun, sehingga sudah banyak yang rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Kedua, masalah efisiensi anggaran. Arief memaparkan anggaran kotak aluminium lebih mahal tiga kali lipat dibandingkan dengan kotak suara dari bahan karton dupleks kedap air.

Selain itu, persoalan kotak suara bukan hanya biaya produksi, tapi juga biaya distribusi, biaya penyimpanan, serta biaya perakitan kembali. Lalu, berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia, barang milik negara yang terbuat dari bahan yang mengandung unsur logam harus disimpan menjadi aset, serta harus digunakan kembali.

"Maka, melihat fakta di lapangan, banyak KPU tingkat kabupaten dan kota yang belum punya kantor yang memadai. Mereka harus menyimpan kotak suara yang isinya formulir surat suara dan lain-lain, yang isinya dalam jumlah banyak, harus sewa gudang dalam jumlah yang besar. Sewa gudang yang besar itu biayanya mahal. Apalagi tiap tahun biayanya terus meningkat," tukas Arief.

Dia pun menilai kotak suara saat ini efektif dan efisien dalam hal pendistribusian, karena tidak terlalu banyak menggunakan ruang. Sebab, bahan karton dupleks dapat dilipat dan dirakit kembali ketika sampai di tempat tujuan, sedangkan kotak berbahan aluminium sulit dibongkar pasang dan membutuhkan teknisi tersendiri.

"Saya bisa lipat ini dengan bentuk lipatan seperti ini (digepengkan), dan ini bisa dikirimkan dalam jumlah banyak dengan kendaraan yang tidak terlalu besar," ujar Arief.

Disetujui DPR

Sementara itu, anggota DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani, mengungkapkan bahwa penggunaan bahan karton dupleks pada kotak suara sudah mendapatkan persetujuan bulat dari Komisi II DPR RI.

"KPU mengajukan di Komisi II sudah disepakati oleh semua fraksi dan itu tidak voting, itu mufakat bulat, tidak ada walk out, bahwa yang dipilih adalah kotak suara berbahan karton kedap air yang salah satu sisinya ada transparannya," jelas dia. Kemudian, lanjut Arsul, masalah bahan kotak suara tersebut sudah selesai karena sudah diperlihatkan sebelumnya kepada peserta pemilu.

Dia pun mengaku sudah pernah mencoba menduduki kotak suara tersebut di hadapan pimpinan KPU dan tidak rusak. Politisi PPP justru mempertanyakan anggota Komisi II yang terkejut dan mempermasalahkan bahan kotak suara tersebut.

tri/WP

Komentar

Komentar
()

Top