Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penggunaan Hak Pilih | Banyak Pemilih Rasional Menilai Golput Merupakan Hak

KPU dan Peserta Pemilu Harus Terus Sosialisasi Hak Memilih

Foto : KORAN JAKARTA/M FACHRI

DISKUSI PEMILU | Anggota PKB di MPR Daniel Djohan (kiri), dan pakar komunikasi politik, Lely Arrianie menjadi pembicara dalam Diskusi Empat Pilar di Media Center DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/2).

A   A   A   Pengaturan Font

Wakil Sekretaris Jenderal PKB tersebut khawatir, jika partisipasi masyarakat rendah dalam Pemilu, maka akan berpotensi meningkatkan praktik politik uang yang selama ini menjadi momok dalam perpolitikan Indonesia. Oleh sebab itu, Daniel mengajak masyarakat untuk tetap menggunakan hak pilihnya ketika hari pencoblosan nanti.

"Karena kekuatan money politic (Politik uang) itu adalah musuh utama bagi demokrasi yang memasung Indonesia untuk berubah," tandasnya.

Selanjutnya, pakar komunikasi politik Universitas Bengkulu, Lely Arrianie, mengatakan bahwa banyak pemilih rasional yang kebanyakan anak muda, menganggap golput adalah sebuah pilihan untuk tidak memilih. Maka dari itu, sambungnya, banyak di antara mereka yang tetap berpendirian kuat untuk tetap menjadi golput.

"Dua minggu lalu saya menjadi pembicara di TVRI bersama teman-teman yang mendeklarasikan tentang Golput. Jadi agak susah memang menarik pemikirannya karena dia bilang, bukankah tidak memilih itu adalah pilihan, sehingga kami berpartisifasi untuk tidak memilih," tuturnya.

Menurutnya, yang harus dilakukan oleh para politikus adalah memaksimalkan empat media komunikasi politik yaitu interpersonal, organisasi, media massa dan media sosial, serta kelompok kepentingan. Penilaian Lely, saat ini politikus cenderung memaksimalkan media sosial yang jumlah pemilihnya hanya sekitar 15 persen yang aktif.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top