Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bantuan Sosial

KPM yang Ingin Mandiri Diberi Modal Usaha

Foto : ISTIMEWA

KELUARGA SEJAHTERA - Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) didampingi Dirjen Perlindungan Jaminan Sosial Kemensos, Harry Hikmat, menyerahkan Kartu Keluarga Sejahtera kepada ibu-ibu, di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (11/4).

A   A   A   Pengaturan Font

TASIKMALAYA - Para penerima bantuan sosial atau Keluar Penerima Manfaat (KPM) yang berkeinginan mempunyai usaha sendiri dan berani untuk graduasi dari Program Keluarga Harapan (PKH) akan diberikan modal dari Kementerian Sosial. Selain modal usaha, mereka juga akan diberikan pendampingan agar bisa berkembang usahanya seperti yang dilaksanakan Kube PKH.

Hal tersebut dikatakan Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita, seusai melakukan pencairan PKH tahap 2, di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (11/4). Agus mencontohkan 10 KPM PKH yang membentuk KUBE akan diberikan modal sebesar 20 juta rupiah.

"Modal akan kami siapkan bagi ibu-ibu KPM yang ingin lulus dan mandiri. Kami tidak ingin mereka kembali jatuh miskin untuk itu pendamping dari kami akan turun untuk mengawal," katanya. Pemerintah, lanjut Agus, menyerahkan sepenuhnya jenis usaha yang akan dijalankan KPM PKH sesuai dengan bakat dan minat mereka.

Untuk itu, peran pendamping sangatlah penting dalam melihat potensi yang dimiliki oleh KPM. "Yang mau usaha bidang konveksi silakan. Yang mau usaha bisa makanan olahan dan produk keperluan rumah tangga seperti sabun cuci piring juga dibolehkan," tambah Mensos.

Ingin Punya Usaha

Niat pemerintah mendorong KPM untuk mempunyai usaha tersebut mendapat respons positif dari KPM. Ibu Rita, misalnya, yang bertekad mengembangkan usaha jahit yang ia geluti. Rita mengaku memotivasi diri untuk mengembangkan keterampilannya dalam menjahit agar bisa mempunyai usaha konfeksi dan membantu masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

"Saya berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan kepada saya sejak enam tahun silam. Ketika itu kondisi ekonomi keluarga kami serbakekurangan. Tapi saya tidak putus asa. Saya belajar menjahit," katanya.

Rita mengaku menyisihkan sebagian dana PKH untuk dapat membeli mesin jahit dan memulai memberanikan diri menerima jahitan dari warga sekitar. "Uang PKH sebagian saya tabung untuk mewujudkan impian saya bisa membeli mesin jahit. Setelah terbeli, baru saya beranikan diri untuk menawarkan jasa jahitan ke tetangga awalnya. Mereka puas dengan hasil kerja saya," ungkapnya.

tgh/E-3

Komentar

Komentar
()

Top