Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Pasukan Russia Lanjutkan Gempuran ke Pabrik Baja Azovstal

Kota Severodonetsk Dikepung

Foto : AFP/Sergei SUPINSKY

ecahan Roket l Sebuah pecahan roket Russia tertancap di luar Museum Nasional Sejarah Militer Ukraina di Kyiv, Kamis (5/5). Saat ini invasi militer Russia ke Ukraina telah berlangsung hampir 2,5 bulan.

A   A   A   Pengaturan Font

Pasukan Russia sedang berupaya merebut Severodonetsk, sebuah kota paling timur yang masih dikuasai Kyiv. Jika berhasil menguasai kota ini, maka Russia bisa merebut seluruh wilayah Donbas timur.

KYIV - Seorang pejabat lokal pada Jumat (6/5) melaporkan bahwa pasukan Russia telah mengepung dan berusaha menyerbu Severodonetsk, kota kunci yang berada paling timur di Ukraina yang dikuasai oleh Kyiv.
"Kota ini nyaris dikelilingi oleh tentara Russia dan (separatis) Republik Rakyat Lugansk," kata Oleksandr Striuk, kepala administrasi militer Severodonetsk di saluran televisi Ukraina. "Mereka mencoba menyerbu kota melalui desa-desa terdekat," imbuh dia.
Jika Severodonetsk berhasil dikuasai pasukan Russia maka akan menjadi keuntungan besar bagi Moskwa yang telah kembali memfokuskan upayanya untuk merebut seluruh wilayah Donbas timur.
Sementara itu di tenggara Ukraina dilaporkan bahwa pasukan Russia melanjutkan gempuran ke pabrik baja Azovstal di Mariupol, di mana sejumlah tentara Kyiv yang tersisa bertahan melawan serbuan musuh dan beberapa warga sipil bersembunyi.
"Blokade pasukan pertahanan (Ukraina) di Azovstal berlanjut," kata juru bicara militer Kyiv dalam sebuah video. "Penyerbuan pasukan Russia yang mendapat sokongan serangan udara dilanjutkan agar bisa mengambil alih kendali pabrik," imbuh dia
Pernyataan itu muncul setelah Kyiv mengatakan evakuasi warga sipil lainnya dari pabrik Azovstal direncanakan pada Jumat. Evakuasi bisa dilaksanakan setelah pasukan Russia mengumumkan gencatan senjata tiga hari di pabrik baja itu mulai Kamis (5/5) untuk mengizinkan warga sipil keluar tetapi seorang komandan Ukraina mengatakan pasukan Russia telah melanggar gencatan senjata itu.
Komandan itu juga memohon evakuasi warga sipil dari Azovstal dan bantuan untuk tentara Ukraina yang "sekarat" karena luka-luka mereka.
Jika berhasil menguasai Azovstal, maka pasukan Russia akan benar-benar menguasai sepenuhnya Mariupol, kota pelabuhan strategis di Laut Azov itu.
Bantahan Pentagon
Sementara itu Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) pada Kamis (5/5) membantah bahwa pihaknya telah menyediakan informasi intelijen tentang lokasi jenderal-jenderal Russia di medan tempur sehingga pasukan Ukraina dapat membunuh mereka.
Merespons sebuah laporan menghebohkan yang dimuat oleh New York Times tentang dukungan AS untuk militer Ukraina, juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan bahwa benar adanya AS telah menyediakan pasukan Kyiv dengan bantuan intelijen militer untuk membantu Ukraina mempertahankan negara mereka.
"Namun kami tidak menyediakan intelijen tentang lokasi dari pemimpin militer senior di medan tempur atau ikut serta dalam keputusan penetapan sasaran oleh militer Ukraina," kata Kirby.
Pada Rabu (4/5) sore, surat kabar New York Times melaporkan bahwa intelijen yang disediakan AS telah membantu militer Ukraina menarget dan membunuh beberapa jenderal Russia sejak invasi Moskwa berlangsung. Mengutip keterangan beberapa pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya, New York Times mengatakan sekitar satu lusin jenderal Russia telah dibunuh oleh pasukan Ukraina dan banyak dari mereka berhasil diserang berkat bantuan intelijen dari AS.
Ukraina sukses dalam menyerang posisi-posisi komando Russia, dan menurut laporan, pada pekan lalu hampir berhasil menyerang sebuah lokasi di garis depan di kawasan Donbas dimana jenderal top Russia, Valery Gerasimov, diduga sedang mengunjungi pasukannya.
Pasukan Ukraina menyerang lokasi tersebut dengan mortir hanya beberapa jam setelah Gerasimov meninggalkan lokasi itu, demikian kata berita yang belum dapat dikonfirmasi.
New York Times juga menyebutkan AS telah memberi rincian dari markas militer Russia yang seringkali berpindah tempat. Kirby mengatakan Ukraina membuat keputusannya sendiri apakah akan menarget seorang pemimpin Russia atau tidak. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top