Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Visi Aglomerasi -- Celah Anggaran dalam Kenyataan Terlalu Besar

Kota Global Perlu Rp600 Triliun

Foto : ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

Tangkapan layar Sekretaris Daerah DKI Jakarta Joko Agus Setyono dalam “Sosialisasi Undang-Undang No. 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta Bersama dengan Kementerian Dalam Negeri” yang diadakan daring dan luring, Selasa (9/7).

A   A   A   Pengaturan Font

"Creative financing diperlukan supaya ada peningkatan pendapatan," tandas Joko. Jakarta sendiri, kini bertransformasi menjadi kota bisnis berskala global. Hal ini seiring disahkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024. Joko menuturkan, Jakarta akan berfungsi sebagai bagian dari simpul utama jaringan ekonomi dunia yang memiliki dampak langsung dalam tataran global.

Menurut Joko, pengesahan UU ini merupakan bukti dukungan dan keseriusan DPR dan pemerintah untuk merancang ulang berbagai aspek yang memerlukan optimalisasi. Hal ini seiring dengan peningkatan peran dan dinamika pembangunan Jakarta.

Tentu saja hal itu termasuk hubungan pemerintahan dalam lingkup kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianju?r (Jabodetabekpunjur) melalui format kawasan aglomerasi.

Kota Hijau

Sebelumnya,Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, mengungkapkan selain menuju kota global, Jakarta juga ingin menjadi kota hijau. "Pemprov Jakarta mempersiapkan diri menjadi kota modern, hijau, asri, dan nyaman," ujar Heru. Dia mengatakan ini saat membuka Pameran Flora dan Fauna (Flona) 2024 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka, Antara

Komentar

Komentar
()

Top