Kota Bogor Gandeng Swasta Atasi "Stunting"
Direktur PT Lorena Latersia Properti yang juga membawahi Swiss-Belinn Bogor, Karina Soerbakti (tengah), memberikan bantuan penanganan stunting di Kecamatan Bogor Tengah.
BOGOR - Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah daerah untuk mengatasi anak-anak agar tidak stunting. Demikian juga dilakukan Pemerintah Kota Bogor. Pemkot terus menempuh aneka cara menuntaskan stunting.
Untuk meringankan anggaran, Pemkot kali ini menggandenga swasta untuk menurunkannya. Pemkot Bogor dibantu Hotel Swiss-Belinn dalam penanganan stunting, dengan menjadi orang tua asuh untuk 24 anak diKecamatan Bogor Tengah.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Bogor, Rudy Mashudi, Selasa (29/10), menuturkan, bantuan yang diberikan hotel ini untuk mengintervensi anak di bawah dua tahun (baduta).
Rudy mengharapkan langkah Swiss-Belinn menjadi orang tua asuh bisa menjadi rujukan bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin memberikan makanan tambahan bagi bayi di bawah dua tahun. Selain pemberian makanan tambahan, Pemkot Bogor juga rutin melaksanakan penyuluhan, edukasi, sserta pemantauan gizi. Juga meningkatkan cakupan air minum dan air bersih.
"Dengan begitu, kita harapkan yang menjadi program ini bisa terus disinergikan atau dikolaborasikan bersama-sama untuk pengentasan untuk mencapai zero stunting. Direktur PT Lorena Latersia Properti yang juga membawahi Swiss-Belinn Bogor, Karina Soerbakti, menambahkan selama enam bulan, secara konsisten akan menyalurkan satu kilogram telur dan satu kilogram daging ayam setiap pekan untuk 24 anak di Kecamatan Bogor Tengah.
"Ke depan, intervensi untuk mencegah stunting ini juga akan menjadi program unggulan dari tanggung jawab sosial perusahaan," ujarnya. Sebab salah satu isu yang mengena adalah stunting. Anak-anak ini masa depan bangsa. Jadi, gizinya sangat penting untuk diperbaiki dari sekarang.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor itu meneruskan, dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai dewan, Karina fokus memperjuangkan program pengentasan dan pencegahan stunting.
"Semoga yang kami lakukan ini bermanfaat dan bisa membawa berkah untuk warga Kota Bogor serta mengurangi angka stunting," ucapnya.
Bogor Panas
Sementara itu, terkait kondisi kota Bogor, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, kondisi panas disebabkan tingginya suhu selamaOktober 2024. Ini karena berkurangnya tutupan awan, minimnya lahan hijau, peningkatan polusi udara, sehingga mendorong efek rumah kaca.
Forecaster Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Rossian Nursiddiq Islamiardi menjelaskan, berdasarkan data pengamatan Stasiun Klimatologi, suhu tertinggi tercatat 21-22 Oktober mencapai 35,3-35,5 derajat celcius.
Kota Bogor sendiri, menurut Rossian, merupakan wilayah zona satu musim, maka tidak mengenal musim hujan atau kemarau. Atau secara klimatologis, tidak ada perbedaan signifikan antara periode kemarau dan musim hujan.
"Suhu udara Kota Bogor akan mulai mereda saat hujan rutin turun. Berdasarkan kondisi atmosfer sekarang, diperkirakan hujan mulai meningkat pada awal November," ucapnya. Dengan kondisi ini, Rossian mengimbau agar masyarakat tetap waspada, terutama untuk menjaga kesehatan. Ant/G-1
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya