Kota Bogor Gandeng Swasta Atasi "Stunting"
Direktur PT Lorena Latersia Properti yang juga membawahi Swiss-Belinn Bogor, Karina Soerbakti (tengah), memberikan bantuan penanganan stunting di Kecamatan Bogor Tengah.
Sementara itu, terkait kondisi kota Bogor, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, kondisi panas disebabkan tingginya suhu selamaOktober 2024. Ini karena berkurangnya tutupan awan, minimnya lahan hijau, peningkatan polusi udara, sehingga mendorong efek rumah kaca.
Forecaster Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Rossian Nursiddiq Islamiardi menjelaskan, berdasarkan data pengamatan Stasiun Klimatologi, suhu tertinggi tercatat 21-22 Oktober mencapai 35,3-35,5 derajat celcius.
Kota Bogor sendiri, menurut Rossian, merupakan wilayah zona satu musim, maka tidak mengenal musim hujan atau kemarau. Atau secara klimatologis, tidak ada perbedaan signifikan antara periode kemarau dan musim hujan.
"Suhu udara Kota Bogor akan mulai mereda saat hujan rutin turun. Berdasarkan kondisi atmosfer sekarang, diperkirakan hujan mulai meningkat pada awal November," ucapnya. Dengan kondisi ini, Rossian mengimbau agar masyarakat tetap waspada, terutama untuk menjaga kesehatan. Ant/G-1
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya