Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Analis Menduga Telah Terjadi Pertikaian dalam Militer Korut

Korut Rombak Jajaran Militer

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jajaran militer Korut dilaporkan telah mengalami perombakan. Langkah ini diduga dilakukan Pyongyang setelah terjadi pertikaian di jajaran militer terkait pendekatan Kim Jong-un ke Korsel dan AS.

WASHINGTON DC - Jelang pertemuan tingkat tinggi (KTT) antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, Pyongyang diwartakan telah mencopot tiga pejabat militernya dari jabatan mereka. Hal itu disampaikan seorang pejabat senior AS pada Senin (4/6).

Pejabat AS yang enggan disebutkan namanya ini mengomentari sebuah laporan oleh kantor berita Yonhap yang menyebut ada tiga pejabat militer utama Korut diyakini telah diganti. Pejabat AS itu percaya ada beberapa pertikaian di militer terkait pendekatan Kim Jong-un ke Korea Selatan (Korsel) dan AS.

"Ketiga orang ini ialah Kepala Pertahanan Pak Yong-sik, Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea, Ri Myong-su, dan Direktur Biro Politik Umum KPA, Kim Jong-gak," demikian lapor Yonhap.

Mengutip keterangan seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya, Yonhap mengatakan bahwa No Kwang-chol, Wakil Menteri Pertama dari Kementerian Angkatan Bersenjata, telah menggantikan Pak Yong-sik sebagai kepala pertahanan, sementara Ri Myong-su digantikan oleh deputinya, Ri Yong-gil. Penggantian Kim Jong-gak oleh Jenderal Angkatan Darat, Kim Su-gil, sebagai direktur Biro Politik Umum KPA, telah dikonfirmasi dalam laporan media negara Korut bulan lalu.

Perombakan yang luar biasa di tubuh militer Korut terjadi setelah delapan hari AS menyatakan pembatalan KTT AS-Korut yang diagendakan terlaksana pada 12 Juni di Singapura.

Sejauh ini alasan Kim Jong-un untuk melakukan perombakan dalam tubuh militer masih belum jelas. Namun beberapa analis mengatakan bahwa perombakan itu bisa memperbesar kekuasaan Kim terhadap Angkatan Bersenjata Korut (KPA).

"Jika Kim Jong-un ingin berdamai dengan AS dan Korsel, serta menghentikan sebagian program nuklir mereka, maka Kim Jong-un harus membatasi pengaruh KPA," kata Ken Gause, direktur lembaga penelitian CNA. "Perombakan itu pun akan menaikkan orang-orang yang setia kepada Kim Jong-un," imbuh Gause.

"Mengingat peran kecil militer dalam pengembangan nuklir dan misil di Korut, perombakan ini diduga merupakan upaya menempatkan tokoh muda dan bisa diandalkan oleh Kim Jong-un saat dia menghadapi persoalan domestik dan internasional," kata Michael Madden, pakar Korut di Universitas John Hopkins.

Tawaran ICAN

Sementara itu dilaporkan pula bahwa kelompok pegiat antinuklir peraih anugerah Nobel Perdamaian 2017, International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), telah menawarkan diri untuk membiayai KTT AS-Korut. Tawaran pembiayaan itu sudah termasuk tagihan hotel untuk Kim Jong-un.

Tawaran itu muncul setelah media melaporkan bahwa Korut, yang kekurangan uang, mungkin mengalami kesulitan menanggung biaya penginapan pemimpinnya serta delegasi dan petugas keamanan yang akan mendukung pertemuan tersebut.

Dalam pernyataannya, ICAN mengatakan bersedia menggunakan uang hadiahnya untuk membayar penampungan atau ruang pertemuan, yang diperlukan agar temu puncak itu berhasil.

"Hadiah Nobel Perdamaian termasuk hadiah uang tunai dan kami menawarkan dana dari hadiah itu untuk menutupi biaya KTT tersebut untuk mendukung perdamaian di Semenanjung Korea dan dunia bebas senjata nuklir," kata pejabat ICAN, Akira Kawasaki.

Sebelumnya Singapura, negara kota kecil di Asia Tenggara yang kaya, mengatakan akan menanggung biaya KTT juga untuk memastikan pertemuan yang sukses.

Ant/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara, AFP

Komentar

Komentar
()

Top