Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea

Korut Mungkin Uji Coba Nuklir Jelang Pemilu AS

Foto : AFP/YOSHIKAZU TSUNO

Menteri Pertahanan Korsel, Shin Won-sik

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Korea Utara (Korut) mungkin sedang mempertimbangkan uji coba nuklir menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan profilnya. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel), ketika pemimpin Korut, Kim Jong-un, meluncurkan hulu ledak baru yang mampu menyerang AS dan sekutunya di Asia.

"Peringatan ini diutarakan ketika Seoul akan mencapai kesepakatan dengan Jepang dan AS untuk melakukan standarisasi pelacakan misil yang ditembakkan dari Korut," ucap Menhan Shin Won-sik dalam sebuah sesi wawancara pada Minggu (28/7) di Tokyo.

Menhan Shin berada di Tokyo untuk menandatangani perjanjian dengan AS dan Jepang guna mengamankan keuntungan dalam kerja sama keamanan termasuk pelatihan militer bersama.

"Korut telah menyelesaikan persiapan untuk melakukan uji coba nuklir ketika keputusan sudah dibuat," kata Menhan Shin. "Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan momen menentukan tersebut terjadi sebelum atau setelah pemilihan presiden AS untuk meningkatkan pengaruhnya terhadap AS," imbuh dia.

Pemilu AS sendiri agendanya akan berlangsung pada awal November.

Pyongyang mempunyai kebiasaan mengatur waktu provokasinya bertepatan dengan peristiwa politik besar. Meskipun Kim Jong-un telah mengadakan tiga pertemuan tatap muka dengan Donald Trump ketika Trump menjabat sebagai presiden, media pemerintah Korut telah menolak komentar yang dibuat oleh Trump mengenai hubungannya dengan Kim. Rezim tersebut juga melontarkan kata-kata kasar kepada pemerintahan Joe Biden dan mengabaikan seruannya untuk kembali ke perundingan denuklirisasi yang telah lama terhenti.

Kerja Sama dengan Russia

Korut terakhir kali menguji perangkat nuklirnya pada September 2017 dengan menguji bom atom paling kuat sejauh ini dengan perkiraan hasil antara 120 kiloton dan 250 kiloton.

menurut Institut Analisis Pertahanan Korea yang berbasis di Seoul dalam sebuah makalah yang dirilis pada Januari 2023, Korut diperkirakan memiliki sekitar 80 hingga 90 hulu ledak.

Pada tahun 2023, Korut merilis foto-foto Kim Jong-un yang sedang memeriksa hulu ledak terbesar di negara itu sejak ia mengambil alih kekuasaan sekitar satu dekade lalu, yang menunjukkan bahwa Pyongyang telah membuat kemajuan dalam membuat teknologi senjata yang telah diminiaturisasi.

"Hal ini dapat mengarah pada pengujian untuk memverifikasi kemampuan bom terbarunya, yang dirancang untuk digunakan pada berbagai sistem pengiriman," demikian ungkap Open Nuclear Network yang berbasis di Wina dalam laporannya pada Juni 2023.

Korut juga mungkin berani mencoba uji coba nuklir karena kerja sama dengan Russia yang menurut AS dan Korsel mencakup transfer senjata untuk membantu Presiden Vladimir Putin dalam serangannya terhadap Ukraina.

Kedua negara juga menandatangani perjanjian pertahanan bersama, menghidupkan kembali kerja sama yang telah terjalin pada Perang Dingin dan kini didukung oleh persenjataan nuklir kedua negara. Putin telah mengindikasikan bahwa Russia siap menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk memblokir sanksi baru apapun terhadap Korut atas uji coba senjata yang bertentangan dengan resolusi badan global tersebut.ST/Bloomberg/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top