Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Hari Ini Genap 65 Tahun Peringatan Gencatan Senjata di Korea

Korut Masih Buat Material Nuklir

Foto : AFP/Andrew CABALLERO-REYNOLDS

Testimoni Pompeo l Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, memberikan testimoni dihadapan Komite Senat untuk Urusan Luar Negeri di Capitol Hill, Washington DC, Rabu (25/7). Dalam testimoni itu, Menlu Pompeo menegaskan bahwa Korut hingga saat ini masih memproduksi material bahan bakar nuklir

A   A   A   Pengaturan Font

Menlu AS, Mike Pompeo, menyatakan bahwa Korut masih memproduksi material nuklir. Testimoni Pompeo itu dilontarkan di hadapan Komite Senat untuk Urusan Luar Negeri.

WASHINGTON DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, dalam pernyataannya dihadapan anggota legislatif AS pada Rabu (26/7) menyatakan bahwa Korea Utara (Korut) masih memproduksi material nuklir. Pernyataan Pompeo itu disampaikan selang 6 pekan setelah Presiden AS, Donald Trump, mengklaim bahwa ancaman nuklir dari Pyongyang telah berakhir.

"Ya, mereka (Korut) masih terus memproduksi material fisil (bahan bakar nuklir)," kata Menlu Pompeo saat memberikan testimoni dihadapan Komite Senat untuk Urusan Luar Negeri.

Dalam pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Trump dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, di Singapura, pada 12 Juni lalu, pihak AS mengatakan bahwa Kim sepakat untuk menyingkirkan semua persenjataan nuklirnya. Setelah pertemuan bersejarah itu, Trump bahkan sesumbar lewat media sosial Twitter dengan mengklaim bahwa Korut sudah bukan lagi ancaman nuklir. Namun beberapa hari terakhir ini, Trump banyak dicecar karena minimnya progres menuju denuklirisasi di Korut.

Dalam pernyataannya, Menlu Pompeo menegaskan bahwa progres telah terjadi dan Presiden Trump amat yakin terhadap prospek denuklirisasi di Korut. "Namun Trump masih menyadari inti bahwa ancaman terhadap AS masih terus berlangsung dan yang dimaksud Trump dalam komentarnya yaitu ketegangan telah dikurangi secara luar biasa," bela Pompeo.

Dalam pembelaannya, Menlu AS juga menegaskan agar Washington DC tak melepas negosiasi nuklir dengan Pyongyang dan harus ada kelanjutan. "Sejauh ini kita melakukan diplomasi kesabaran, namun kita tak boleh terlena hingga akhir," ujar Pompeo sembari menyebut bahwa masih perlunya sanksi internasional terhadap Korut.

Menlu Pompeo juga menegaskan bahwa apa yang diucapkannya dihadapan Komite Senat untuk Urusan Luar Negeri pada Rabu, sempat ia utarakan pada pejabat tinggi "tangan kanan" Kim Jong-un, yang bernama Kim Yong Chol.

"Progres telah terjadi. Kami membutuhkan pemimpin Kim Jong-un untuk melaksanakan komitmen yang ia suarakan di Singapura," imbuh dia.

Pernyataan Pompeo itu merujuk pada laporan pantauan citra satelit terbaru oleh 38 North yang menyebut bahwa Korut telah memulai penghancuran terhadap fasilitas peluncuran roket Sohae yang diduga jadi fasilitas selubung bagi uji coba misil balistik antarbenua Korut.

Pemulangan Jasad

Pada bagian lain dilaporkan bahwa Korut menyatakan akan segera memulangkan sisa jasad dari tentara AS yang tewas dalam Perang Korea 1950-1953, secepatnya. Hal itu diwartakan kantor berita Yonhap pada Kamis (26/7).

"Proses pemulangan (jasad) telah dimulai seperti telah disepakati Kim dan Trump," demikian lapor Yonhap.

Pemulangan sisa jasad tentara AS yang gugur dalam Perang Korea 1950-1953, merupakan salah satu kesepakatan yang ditandatangani Kim dan Trump pada pertemuan tingkat tinggi di Singapura, Juni lalu.

Mengutip keterangan seorang narasumber, Yonhap menyatakan gelombang jasad pertama yang akan dipunagkan akan diserahkan pada Jumat (27/7) ini seiring dengan peringatan 65 tahun gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top