Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Pyongyang Balik Sebut AS sebagai Ancaman Paling Serius

Korut Kecam AS yang Terus Labeli Negaranya Sebagai Ancaman

Foto : AFP/KIM Won Jin

Kecam AS I Warga Korut menghadiri rapat umum yang mengecam AS di Pyongyang, Korut, pada 25 Juni lalu. Kantor berita KCNA pada Rabu (4/10) melaporkan bahwa Korut mengkritik strategi baru AS dalam melawan senjata pemusnah massal karena menggam­barkan Korut sebagai salah satu negara yang mereka anggap sebagai ancaman terus-menerus.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Korea Utara (Korut) mengkritik strategi baru Amerika Serikat (AS) dalam melawan senjata pemusnah massal karena menggambarkan negara tertutup tersebut sebagai salah satu negara yang mereka anggap sebagai ancaman terus-menerus, kantor beritaKCNAmelaporkan pada Rabu (4/10).

Dalam sebuah pernyataan, menurut laporanKCNA, juru bicara Kementerian Pertahanan Korut menuduh AS meningkatkan ancaman nuklir, mengutip latihan militer bersama dengan Korea Selatan (Korsel) dan mengirim kapal selam nuklir strategis.

"Militer Korut akan melawan militer AS dengan strategi respons yang paling luar biasa dan berkelanjutan," kata juru bicara tersebut seraya menegaskan bahwa deskripsi AS tersebut sebagai provokasi militer dan politik yang serius terhadap rezim Korut.

"Pernyataan itu mengatakan bahwa istilah ancaman yang terus-menerus paling cocok untuk AS, pemilik senjata pemusnah massal terbesar di dunia, yang telah meningkatkan ancaman nuklirnya terhadap Korut," tegas juru bicara itu.

Juru bicara itu juga mengatakan bahwa tindakan sembrono Washington DC yang mengerahkan kapal selam nuklir strategis ke Semenanjung Korea yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir yang cukup untuk menghancurkan sebuah negara, merupakan ancaman senjata pemusnah massal terbesar yang paling serius.

Korut pekan lalu mengadopsi amandemen konstitusi untuk menerapkan kebijakan kekuatan nuklirnya, seiring dengan janji pemimpin Kim Jong-un untuk mempercepat produksi senjata nuklir untuk mencegah apa yang disebutnya sebagai provokasi AS, menurut media pemerintah itu.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Korsel mengkritik langkah tersebut dalam sebuah pernyataan pada Rabu, dengan mengatakan bahwa Pyongyang akan lebih terisolasi secara internasional, yang akan memperburuk penderitaan warga Korut.

"Setiap penggunaan senjata nuklir oleh Pyongyang akan mengakhiri rezim tersebut," ungkap kementerian tersebut, mengulangi pernyataan Presiden Yoon Suk-yeol bulan lalu.

Kementerian Pertahanan Korsel mengeluarkan peringatan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Rabu dengan mengatakan bahwa Korsel dan AS akan tetap mempertahankan postur kesiapan gabungan yang dapat menanggapi serangan dari Korut.

Kementerian itu pun mengkritik pengungkapan ambisi Korut untuk mengembangkan kemampuan nuklirnya, meskipun kondisi rakyatnya yang menyedihkan dengan mengadopsi amandemen konstitusi yang mengabadikan kebijakan nuklirnya.

Provokasi Politik

Sementara itu paparan "Strategi 2023 untuk Melawan Senjata Pemusnah Massal" yang tidak dirahasiakan oleh Kementerian Pertahanan AS menyatakan Korut, Iran, dan organisasi ekstremis yang kejam tetap menjadi ancaman yang terus-menerus karena mereka terus mengejar dan mengembangkan kemampuan senjata pemusnah massal.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korut juga mengkritik pernyataan strategi militer AS pada tanggal 28 September lalu karena menggambarkan Tiongkok sebagai tantangan dalam masa dekat dan Russia sebagai ancaman yang akut.

Tak hanya itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Korut juga menyebut bahwa pernyataan strategi militer AS itu sebagai provokasi politik terhadap negara-negara berdaulat yang independen.ST/KBS/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top