Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Korsel Kembali Sebut Korut sebagai Musuh Utama

Korut Bertekad Perluasan Kekuatan Militer

Foto : KCNA VIA KNS / AFP

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Saudari perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) yang berkuasa mengirimkan pesan Tahun Baru yang langka kepada presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk-yeol, dengan mengklaim bahwa kebijakan garis keras Seoul hanya memberikan pembenaran bagi pengembangan kemampuan pertahanan diri militer Pyongyang.

"Saya dengan sepenuh hati menyambut pengumuman Presiden Yoon tentang komitmennya untuk memberikan kontribusi unik bagi kemajuan pesat kekuatan militer negara kami di tahun baru ini," kata Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korut, Kim Jong-un, seperti dikutip kantor berita KCNA pada Selasa (2/1) malam.

Dalam pernyataannya yang berjudul "Pesan Tahun Baru untuk Presiden Republik Korea," Kim Yo-jong mengatakan: "Semata-mata karena Presiden Yoon, ketidakstabilan keamanan telah menjadi kenyataan sehari-hari di Republik Korea," seraya menyebut Presiden Yoon sebagai seorang yang tidak bertanggung jawab dan jadi "kontributor khusus" untuk membantu pengembangan kemampuan pertahanan diri militer.

Pernyataan Kim Yo-jong muncul ketika Presiden Yoon mengatakan dalam pidato Tahun Barunya pada Senin (1/1) bahwa Seoul akan segera menyelesaikan sistem pencegahan yang diperluas dengan sekutunya Amerika Serikat (AS) pada Juni tahun ini.

"Kami akan sepenuhnya menghilangkan ancaman nuklir dan misil yang ditimbulkan oleh Korut," kata Presiden Yoon saat itu.

Pemerintahan konservatif Yoon telah menerapkan kebijakan garis keras terhadap Pyongyang, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan tanggapan timbal balik terhadap provokasi Korut. Pemerintahan tersebut juga menetapkan kembali Korut sebagai musuh utama dalam dokumen pertahanannya, sebuah istilah yang telah dihapus pada masa pemerintahan sebelumnya.

"Kami juga telah mengidentifikasi dengan jelas siapa musuh sebenarnya, sehingga memungkinkan kami untuk lebih mempertajam sikap oposisi kami, seperti tombak yang tertutup es," kata Kim Yo-jong. "Ini adalah kesempatan besar bagi kami untuk menghadapi presiden yang berani dan tidak memiliki kekhawatiran tentang konsekuensi dari tindakan atau kata-katanya," imbuh dia.

Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korut di Seoul yang pernah menjadi penasihat pemerintah Korsel mengatakan bahwa pesan tersebut dapat ditafsirkan sebagai tanggapan Korut terhadap pidato Tahun Baru Yoon tentang memperkuat pencegahan yang diperluas dari sekutunya.

"Korut secara eksplisit menyatakan perlunya dan validitas penguatan kemampuan nuklirnya sebagai reaksi terhadap pendekatan garis keras Yoon," kata Yang. "Ini menandakan respons yang kuat terhadap tindakan pencegahan yang diperluas terhadap Korut. Latihan militer gabungan Korsel-AS yang direncanakan pada Maret, sebelum pemilihan umum pada April, diperkirakan akan menjadi titik krusial," imbuh dia.

Cecar Moon

Dalam pernyataannya, Kim Yo-jong juga melontarkan penilaian langka terhadap mantan Presiden Korsel, Moon jae-in.

Moon menerapkan kebijakan keterlibatan dengan Korut, termasuk mengadakan pertemuan puncak antar-Korea di desa perbatasan Panmunjom dan Pyongyang pada 2018, namun Korut kembali melakukan diplomasi ambang batas setelah pertemuan puncaknya dengan AS di Hanoi gagal pada 2019.

"Moon merupakan seorang yang brilian dan licik. Merupakan kerugian besar karena kita menyia-nyiakan banyak waktu agar kita tidak mampu memperkuat kekuatan karena kita terkekang oleh keinginan Moon Jae-in untuk perdamaian," ucap Kim Yo-jong. "(Oleh karena itu) kami bermaksud untuk memperbesar apa yang hilang selama era Moon Jae-in sebanyak sepuluh kali lipat, dua puluh kali lipat, atau bahkan lebih," imbuh dia.

Menanggapi pernyataan Kim Yo-jong itu, wakil juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel menyatakan bahwa pernyataan adik dari pemimpin Korut itu hanyalah sebuah usaha untuk menyembunyikan niatnya untuk melakukan reunifikasi paksa melalui cara militer dan untuk mengalihkan kesalahan atas meningkatnya ketegangan antar-Korea ke Korsel. RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top