Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketegangan di Semenanjung Korea

Korsel Tawarkan Bantuan ke Korut

Foto : AFP/Ahn Young-joon

Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, pada Senin (15/8) menawarkan bantuan ekonomi kepada Korea Utara (Korut) jika Pyongyang meninggalkan program senjata nuklirnya.

Dalam pidato merayakan berakhirnya penjajahan Jepang di Semenanjung Korea, Presiden Yoon juga menyerukan hubungan yang lebih baik dengan Jepang.

Yoon menyebut kedua negara itu sebagai mitra dalam menghadapi tantangan menuju kebebasan dan mengatakan nilai-nilai bersama mereka akan membantu mengatasi keluhan sejarah terkait dengan pemerintahan kolonial brutal Jepang, sebelum berakhirnya Perang Dunia II.

Pidato televisi Yoon disampaikan beberapa hari setelah Korut mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa negara itu telah berhasil menanggulangi Covid-19, dan akan melakukan pembalasan terhadap Korsel setelah menuding Seoul sebagai penyebab wabah tersebut.

Korut bersikeras mengatakan bahwa selebaran dan benda-benda lain yang diterbangkan melintasi perbatasan oleh para aktivis, menjadi biang keladi penyebaran virus, walau klaim itu tidak ilmiah dan disebut oleh Seoul sebagai tudingan konyol.

Korut memiliki sejarah menekan Korsel ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya dari Amerika Serikat (AS), dan ada kekhawatiran bahwa ancaman Korut itu menandakan akan munculnya provokasi, yang mungkin bisa berupa uji coba nuklir atau misil atau bahkan pertempuran di perbatasan. Beberapa ahli mengatakan Korut dapat menimbulkan ketegangan di sekitar latihan militer gabungan AS dan Korsel mulai pekan depan.

Kunci Perdamaian

Yoon, seorang konservatif yang mulai menjabat Mei lalu, mengatakan bahwa denuklirisasi Korut akan menjadi kunci perdamaian di kawasan itu dan dunia.

"Jika Korut menghentikan pengembangan senjata nuklirnya dan benar-benar berkomitmen pada proses denuklirisasi, Korsel akan merespons dengan imbalan ekonomi besar yang akan diberikan secara bertahap," kata Presiden Yoon.

Usulan Yoon tidak jauh berbeda dari tawaran Korsel sebelumnya yang telah ditolak oleh Korut. Pyongyang bahkan mempercepat upayanya untuk memperluas senjata nuklir dan program misil balistik yang dipandang oleh pemimpin Korut, Kim Jong-un, sebagai jaminan terkuat bagi negaranya untuk bertahan.

"Kami akan menggelar sebuah program skala besar untuk menyediakan makanan, memberikan bantuan untuk membangun infrastruktur untuk produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik, dan menggelar proyek-proyek untuk memodernisasi pelabuhan-pelabuhan dan bandara-bandara untuk memfasilitasi perdagangan," ucap Presiden Yoon.

"Kami juga akan membantu meningkatkan produksi pertanian Korut, memberikan bantuan untuk memodernisasi rumah sakit dan infrastruktur medisnya, dan melaksanakan inisiatif untuk memungkinkan masuknya investasi internasional dan dukungan keuangan,'' imbuh dia.

Hubungan antar-Korea memburuk menyusul kebuntuan dalam negosiasi nuklir antara Washington DC dan Pyongyang sejak 2019. AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top