Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Korut Juga Hentikan Propaganda di Perbatasan

Korsel Setop Pelantang Propaganda

Foto : Istimewa

Izumi Nakamitsu

A   A   A   Pengaturan Font

Jelang Pertemuan tingkat tinggi antar-Korea, Korea Selatan berinisiatif menghentikan propaganda lewat pelantang di perbatasan. Semua itu dilakukan agar tercipta iklim perdamaian pada pertemuan yang digelar Jumat pekan ini.

SEOUL - Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) pada Senin (23/4) menghentikan operasional pelantang (pengeras suara) propaganda yang dipasang dekat pagar perbatasan dengan Korea Utara (Korut). Sebelumnya propaganda yang disiarkan pelantang itu menyuarakan berita-berita, musik, serta pesan-pesan bujukan pada penjaga1perbatasan Korut agar tak berpihak pada Pyongyang.

"Kami menghentikan penyiaran lewat pelantang terhitung hari ini agar bisa meredakan ketegangan militer dan menciptakan iklim perdamaian jelang pertemuan tingkat tinggi antar-Korea 2018 yang digelar Jumat (27/4) mendatang di desa gencatan senjata Panmunjom," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel.

Walau diperkirakan pertemuan tingkat tinggi antar-Korea tak secara instan menciptakan perdamaian, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengatakan bahwa solusi bagi krisis di Semenanjung Korea masih jauh. Setelah pertemuan tingkat tinggi antar-Korea dimana pemimpin Korut, Kim Jong-un, akan bertemu dengan Presiden Korsel, Moon Jae-in, akan ada pertemuan tingkat tinggi lainnya yang bakal mempertemukan Kim Jong-un dengan Presiden Trump.

Terciptanya perdamaian kian menjadi harapan apalagi setelah Korut berjanji akan mengakhiri uji coba nuklir dan misil balistik. Presiden Moon memuji janji Pyongyang itu karena merupakan indikasi paling signifikan bagi menyokong terjadinya perundingan perdamaian.

Menyikapi dihentikannya operasional pelantang propaganda oleh Korsel, pihak Korut juga melakukan langkah yang sama dengan mematikan pelantang propaganda di perbatasan. Hal itu disampaikan kantor berita Yonhap pada Senin.

Perundingan antar-Korea akan fokus pada upaya denuklirisasi dan perdamaian dua Korea. Pada akhir pekan lalu, pemimpin Korut menyatakan negaranya siap melakukan deknuklirisasi dan mengatakan bahwa program nuklir mereka sudah selesai dan oleh karenanya mereka menyatakan tak akan lagi melakukan uji coba nuklir maupun peluncuran misil.

Presiden Trump lewat cuitan di media sosial Twitter mengatakan ia masih belum yakin terhadap itikad Korut karena semua janji yang disuarakan Kim Jong-un, semuanya sama sekali tak memberikan keuntungan bagi AS.

"Kita masih jauh untuk bisa menarik kesimpulan atas Korut. Bisa saja (perdamaian) bisa terjadi atau tridak. Hanya waktu yang bisa mengungkapkan. Namun apa yang saya upayakan sekarang ini seharusnya bisa terjadi beberapa waktu lalu," kata Trump.

Namun sikap optimistis tetap diperlihatkan Presiden Korsel, Moon Jae-in, yang berharap pertemuan nanti akan menghasilkan denuklirisasi total di Semenanjung Korea dan perdamaian akan segera tercapai.

Kekhawatiran PBB

Pada saat bersamaan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan kekhawatirannya bahwa retorika saling mengancam untuk penggunaan senjata nuklir kian santer beberapa waktu belakangan ini. Hal ini disampaikan utusan khusus PBB soal perlucutan senjata, Izumi Nakamitsu, saat pertemuan Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT) di Jenewa, Swiss.

"Ancaman menggunakan, baik disengaja atau tidak, senjata nuklir semakin meningkat," kata Nakamitsu, sembari menjelasan bahwa kondisi dan tantangan saat ini mirip dengan cikal bakal dibentuknya NPT.

Kesepakatan NPT diteken 191 negara dan akan mengalami peninjauan ulang tiap lima tahun. Peninjauan berikutnya akan dilakukan 2020.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top