Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Perang

Korsel Selidiki Dugaan Penyediaan Senjata oleh Korut ke Russia

Foto : ANTARA/HO-KREMLIN

Presiden Russia Vladimir Putin (kanan) berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam kunjungan Kim ke pusat peluncuran antariksa Vostochny di Timur Jauh Russia, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Badan Intelijen Nasional atau National Intelligence Service (NIS) Korea Selatan (Korsel) sedang menyelidiki kecurigaan senjata Korea Utara yang dibuat pada sekitar tahun 1970 telah dipasok ke Russia untuk perang di Ukraina.

"NIS menganalisis situasi yang relevan secara rinci dan juga terus melacak kerja sama militer secara keseluruhan antara Korea Utara dan Russia," kata badan mata-mata tersebut, Minggu (12/5).

Seperti dikutip dari Antara, pernyataan tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap laporan media lokal yang mengatakan peluru artileri 122 mm yang diproduksi di Korea Utara pada tahun 1970-an tampaknya merupakan salah satu senjata yang digunakan Russia dalam perang melawan Kiev.

Di satu sisi, hubungan antara Pyongyang dan Moskwa memang tengah semakin mendalam karena adanya kerja sama militer.

Foto yang dirilis oleh fotografer Ukraina pada tahun lalu menunjukkan huruf Korea, termasuk kata "-122" yang ditemukan tertulis pada cangkang roket. Para ahli mengatakan kemungkinan itu adalah peluru peluncur roket ganda berukuran 122 mm.

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Shin Won-sik, memperkirakan Korea Utara telah mengirimkan sekitar 6.700 kontainer ke Russia sejak pertemuan puncak antara para pemimpin mereka pada bulan September.

Ribuan kontainer itu dinilai cukup untuk menampung sekitar tiga juta butir peluru artileri 152 mm atau 500.000 butir peluru artileri 122 mm.

Kembangkan Senjata

NIS juga mengatakan pihaknya memantau dengan cermat kemungkinan pengiriman ilegal suku cadang rudal ke Korea Utara di tengah kekhawatiran Korea Utara mungkin akan membeli suku cadang itu untuk mengembangkan senjata baru.

Adapun Korea Utara pada Sabtu bahwa pihaknya akan mengerahkan peluncur roket ganda 240 mm baru untuk militernya mulai tahun ini, sehari setelah pemimpin Kim Jong-un mengawasi uji coba penembakan peluru kendali untuk versi yang diperbarui secara teknis dari sistem peluncur roket ganda 240 mm.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) pada Jumat mengumumkan paket bantuan militer baru senilai 400 juta dollar AS (sekitar 6,42 triliun rupiah) untuk Ukraina.

Paket bantuan baru tersebut mencakup amunisi untuk sistem rudal Patriot, sistem dan amunisi High Mobility Artillery Rocket (HIMAR), rudal anti-udara Stinger, peluru artileri 155mm, rudal TOW dan Javelin, serta sistem anti-lapis baja AT-4.

Ada juga bantuan kendaraan tempur Bradley, dan Kendaraan Perlindungan Penyergapan Anti Ranjau (MRAPs) serta peralatan lainnya.

"Seperti yang telah dijelaskan Presiden Biden, AS dan koalisi internasional yang kami bentuk akan terus mendukung Ukraina dalam membela kebebasannya," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam sebuah pernyataan.

Langkah itu dilakukan setelah Kongres AS menyetujui rancangan undang-undang bantuan sebesar 60,8 miliar dollar AS (sekitar 976,2 triliun rupiah) untuk Ukraina pada bulan lalu.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top