Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I JCS: Korut Kirimkan Lebih dari Seribu Balon sejak Mei Lalu

Korsel Lanjutkan Siaran Propaganda

Foto : AFP/KIM HONG-JI

Pengeras Suara l Tentara Korsel sedang mencopot pengeras suara yang dipergunakan untuk siaran propaganda yang tadinya dipasang dekat zona demiliterisasi yang memisahkan Korsel dan Korut di Paju pada 1 Mei 2018. Pada Jumat (19/7), militer Korsel menyatakan telah memulai kembali siaran propaganda terhadap Korut sebagai tanggapan terhadap pengiriman ratusan balon pembawa sampah melintasi perbatasan oleh Pyongyang.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (19/7) mengatakan pihaknya telah memulai kembali siaran propaganda melalui pengeras suara yang ditujukan kepada Korea Utara (Korut) sebagai tanggapan terhadap Pyongyang yang mengirimkan ratusan balon pembawa sampah melintasi perbatasan.

Seoul mengatakan pihaknya mendeteksi sekitar 200 balon sampah yang dikirim oleh Korut sejak Kamis (18/7) hingga Jumat, menandai peluncuran balon kedelapan yang dilakukan pemerintahan Kim Jong-un sejak akhir Mei lalu.

"Kami telah berulang kali dan dengan tegas memperingatkan Korut mengenai pelepasan balon pembawa sampah yang terus menerus," kata Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel dalam sebuah pernyataan.

"Menyusul peringatan tersebut, militer kami melakukan siaran propaganda melalui pengeras suara ke arah utara (Korut) dari Kamis malam hingga Jumat pagi," imbuh JCS.

Pada Jumat malam, JCS mengatakan mereka telah memulai kembali siaran pada pukul 16.00 (0700 GMT), dan akan melakukannya terus menerus tanpa menentukan durasi siaran baru yang direncanakan.

Kedua Korea secara teknis masih berperang karena konflik tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Siaran propaganda tersebut, sebuah taktik yang berasal dari Perang Korea, membuat marah Pyongyang, yang sebelumnya mengancam akan melakukan serangan artileri terhadap unit pengeras suara Seoul.

"Peluncuran balon yang dilakukan Korut merupakan pelanggaran nyata terhadap perjanjian gencatan senjata dan merupakan tindakan memalukan dan tingkat rendah yang menimbulkan bahaya bagi kehidupan sehari-hari rakyat kita," kata JCS dalam pernyataan lain.

Siaran anti-Korut pada Kamis adalah yang pertama di dekat perbatasan sejak 9 Juni, ketika Korsel melanjutkannya untuk pertama kalinya dalam enam tahun sebagai tanggapan terhadap peluncuran balon sampah yang dilakukan Pyongyang, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel kepada kantor berita AFP.

JCS mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi sekitar 200 balon pembawa sampah yang dikirim oleh Korut pada Jumat pagi, dengan sekitar 40 balon mendarat di wilayah utara Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi ibu kota Korsel.

Aksi Pembalasan

Analisis terhadap balon-balon yang diambil menunjukkan sebagian besar berisi kertas bekas dan tidak mengandung bahan berbahaya, kata JCS.

Korut yang mempunyai senjata nuklir telah mengirim lebih dari seribu balon ke selatan sejak bulan Mei, menyebutnya sebagai pembalasan atas balon-balon yang membawa propaganda anti-Kim yang diterbangkan ke utara oleh para aktivis di Korsel.

Balon-balon Korut sendiri telah mengganggu lebih dari 100 jadwal penerbangan yang membawa 10.000 penumpang, kata seorang anggota parlemen Korsel awal bulan ini. Sebagai tanggapan, Seoul telah sepenuhnya menangguhkan perjanjian militer yang mengurangi ketegangan dan mengatakan pada bulan Juni bahwa mereka melanjutkan siaran propaganda di sepanjang perbatasan.

Siaran propaganda Korsel pada tanggal 9 Juni lalu menyertakan lagu-lagu dari megabintang K-pop BTS bersama dengan laporan tentang kinerja penjualan global ponsel pintar Samsung Electronics, menurut kantor berita Yonhap.

Selain selebaran anti-Kim yang dikirim dari Korsel, Korut yang terisolasi juga sangat sensitif terhadap akses masyarakatnya terhadap produk-produk budaya pop Korsel, dengan laporan pemerintah Korsel baru-baru ini merujuk pada kasus pada tahun 2022 di mana seorang pria dieksekusi karena kepemilikan barang-barang berisi konten dari selatan tersebut. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top