Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Pyongyang Lanjutkan Provokasi dengan Luncurkan Misil

Korsel Kerahkan Jet Tempur untuk Antisipasi Serangan Korut

Foto : AFP/South Korean Defence Ministry

Jet Tempur Siluman l Sebuah pesawat jet tempur F-35A milik Angkatan Udara Korsel lepas landas dari Pangkalan Militer AU Gunsan di Gunsan, Korsel, pada Rabu (2/11). Jet tempur canggih ini sempat dikerahkan pada Jumat (4/11) setelah Korsel mendeteksi bahwa Korut telah menerbangkan sebanyak 180 pesawat militer di sebelah utara perbatasan.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (4/11) menyatakan pihaknya telah menerbangkan jet-jet tempurnya setelah mendeteksi 180 pesawat militer Korea Utara (Korut) yang dimobilisasi di sebelah utara perbatasan.

Pengerahan pesawat-pesawat tempur dari kedua belah pihak itu terjadi saat ketegangan di Semenanjung Korea terus meningkat sejak pekan lalu.

"Pesawat militer mereka terdeteksi di beberapa daerah pedalaman dan di lepas pantai kedua sisi Korut selama sekitar empat jam mulai pukul 11.00 hingga pukul 15.00," kata Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel.

Sebagai tanggapannya, militer Korsel menyatakan segera mengerahkan 80 jet tempur, termasuk jet tempur siluman F-35A.

Bulan lalu Korut juga mengirim sekitar 10 pesawat tempur dekat ke perbatasan sehingga memicu tanggapan operasional otomatis oleh Angkatan Udara Korsel.

Kali ini, selain menerbangkan jet-jet tempur, sekitar 240 pesawat AS dan Korsel tengah melanjutkan latihan militer udara gabungan skala besar," imbuh militer Korsel.

Pada Jumat, Korsel mengumumkan latihan militer gabungan Vigilant Storm akan berlangsung hingga Sabtu (5/11), atau sehari lebih lama daripada rencana semula, sebagai tanggapan atas provokasi Korut.

Sejak Rabu (2/11) lalu, Pyongyang telah meluncurkan 30 misil, termasuk beberapa yang memicu peringatan serangan udara dan perintah masuk tempat perlindungan darurat di Korsel dan Jepang.

Pada Kamis (3/11) malam, JCS juga melaporkan bahwa Korut telah meluncurkan 80 tembakan artileri ke kawasan perbatasan laut yang sensitif di lepas pantai timurnya.

"Kami juga mendeteksi ada tiga misil balistik jarak pendek yang ditembakkan dari daerah Kabupaten Koksan di Provinsi Hwanghae Utara menuju Laut Timur mulai pukul 21.35 hingga 21.49 waktu Korea," kata JCS.

JCS mengatakan misil-misil Korut tersebut menempuh jarak sekitar 490 kilometer dengan kecepatan 6 Mach di ketinggian 130 kilometer. Sekitar satu jam 40 menit kemudian, Korut menembakkan sekitar 80 peluru artileri pada pukul 23.30 ke zona penyangga militer di Laut Timur.

Aksi provokasi lanjutan Korut pada Kamis malam terjadi setelah seorang pejabat tinggi militer Korut yaitu Pak Jong-chon, Wakil Ketua Komite Militer Pusat Partai Buruh Korut, membuat pernyataan mengecam Korsel dan AS yang memperpanjang jadwal latihan militer gabungan Vigilant Storm. Pak menyebut perpanjangan latihan militer gabungan itu sebagai kesalahan besar dan pilihan berbahaya.

Sidang DK PBB

Sementara ituterkait dengan aksi provokasi tak ada hentinya dari Korut, Dewan Keamanan PBB menggelar sidang pada Jumat untuk membahas peluncuran misil-misil oleh Korut, atas permintaan beberapa negara seperti AS, Inggris, Prancis, Albania, Irlandia, dan Norwegia, kata beberapa diplomat.

Sehari sebelumnya di Washington DC, Menteri Pertahanan Korsel dan AS pada Kamis bertekad akan meningkatkan postur pertahanan mereka dalam menanggapi uji coba senjata Korut.

Menhan Korsel, Lee Jong-sup, yang berbicara di samping sejawatnya, Menhan AS, Lloyd Austin, mengatakan AS sepakat untuk mengerahkan aset-aset strategis ke level yang setara dengan pengerahan konstan.

Pernyataan Menhan Lee ini mengacu pada desakan Seoul kepada Washington DC beberapa waktu lalu yang meminta agar AS mengirim lebih banyak pesawat tempur dan kapal-kapal berkemampuan nuklir ke kawasan tersebut, sementara Kim Jong-un, terus meningkatkan uji coba misil dan memperingatkan tentang kemampuannya untuk melakukan serangan nuklir taktis terhadap Korsel.

"Setiap serangan nuklir terhadap AS atau sekutu-sekutu dan mitra-mitranya, termasuk penggunaan senjata nuklir nonstrategis, tidak dapat diterima sama sekali dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim Kim," kata Menhan Austin, menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan mereka di Pentagon. AFP/VoA/KBS/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top