Korsel akan Luncurkan Tender Angin Lepas Pantai 7-8 GW
Foto: IstimewaKementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan (MOTIE) mengumumkan Peta Jalan Penawaran Kompetitif Tenaga Angin Lepas Pantai untuk mendorong investasi di sektor tenaga angin lepas pantai. Peta Jalan baru itu diresmikan oleh Wakil Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Namho Choe pada 8 Agustus di Seoul dalam konferensi yang diselenggarakan MOTIE dengan perusahaan-perusahaan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai.
Dilansir dari Renewables Now, rencana tersebut melibatkan pemindahan waktu penawaran kompetitif untuk proyek-proyek tenaga angin dari kuartal keempat ke kuartal kedua setiap tahun, dengan pemberitahuan tender tambahan yang akan dikeluarkan pada kuartal keempat jika diperlukan. Dari paruh kedua tahun 2024 hingga paruh pertama tahun 2026, Pemerintah akan meluncurkan tender tenaga angin lepas pantai untuk kapasitas sekitar 7 GW hingga 8 GW.
Pemerintah Korea Selatan akan mengadopsi proses dua tahap untuk mengevaluasi penawaran. Putaran pertama akan menilai atribut non-harga dan putaran kedua akan didasarkan pada persaingan harga. Nilai dari putaran pertama dan kedua akan dijumlahkan untuk memilih pemenang. Pemerintah juga berencana untuk meningkatkan skor yang diberikan untuk kriteria non-harga dari 40 saat ini menjadi 50 dan memperkenalkan kriteria evaluasi tambahan seperti pemeliharaan, keamanan dan pekerjaan umum.
Kementerian juga mengatakan bahwa mulai tahun ini, pasar penawaran untuk proyek-proyek turbin angin terapung akan dibuat sebagai tambahan dari pasar yang sudah ada untuk proyek-proyek fixed-bottom.
Wakil Menteri Choe berharap bahwa dengan membantu menghadirkan jumlah penawaran yang stabil sejak awal, peta jalan ini akan mempercepat investasi skala besar dalam tenaga angin lepas pantai, yang mengarah pada penciptaan lapangan kerja dan pengembangan infrastruktur terkait seperti pelabuhan dan kapal.
Pengumuman tersebut mengatakan bahwa dengan instalasi tenaga angin domestik yang diperkirakan akan mencapai 18,3 GW pada tahun 2030 di bawah rancangan Rencana Dasar ke-11 tentang Pasokan dan Permintaan Listrik, penawaran kompetitif tenaga angin lepas pantai berskala besar akan dibutuhkan.
MOTIE lebih lanjut mengatakan bahwa mereka berencana untuk merilis tender tenaga angin di bulan Oktober, yang akan didahului dengan pengarahan tender di bulan September.
Korea Selatan memiliki sumber daya angin lepas pantai yang sangat besar dan telah menarik minat yang tinggi dari para pengembang angin lepas pantai. Beberapa proyek angin lepas pantai yang sudah dalam tahap pengembangan di Korea Selatan telah mencapai tonggak penting dengan menerima Izin Usaha Ketenagalistrikan (EBL) dan menyelesaikan konsultasi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan MOTIE.
Proyek-proyek tersebut termasuk proyek angin terapung Haewoori 1,5 GW di lepas pantai Ulsan, yang dimiliki oleh Copenhagen Infrastructure Partners (CIP) dan dikembangkan oleh Copenhagen Offshore Partners (COP), pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai Seohae 495 MW milik RWE, pembangkit listrik tenaga angin terapung Firefly/Bandibuli 800 MW milik Equinor, dan proyek angin terapung Paus Abu-Abu 1,5 GW yang dikembangkan bersama oleh TotalEnergy, Corio Generation, dan SK Ecoplant, dan lain-lain.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29
Berita Terkini
- Dongkrak Angka Kelahiran, Tokyo akan Menggratiskan Tempat Penitipan Anak
- Harga Emas Antam pada 12 Desember Naik Rp14.000 per Gram
- Lagu 'APT.' Rose BLACKPINK Samai Rekor Jungkook BTS di Tangga Lagu Billboard
- Wamendes PDT Sebut 3 Sektor Potensi Desa di Kepulauan Bangka Belitung
- Australia akan Paksa Raksasa Teknologi Bayar Berita yang Dibagikan di Platformnya