Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pergerakan Tanah - Tanggap Darurat Diberlakukan 14 Hari ke Depan

Korban Segera Direlokasi

Foto : Antara

Warga Curugpanjang Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak terpaksa tinggal di pengungsian karena khawatir rumah mereka roboh terlebih curah hujan tinggi.

A   A   A   Pengaturan Font

LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, merelokasikan masyarakat korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang Kecamatan Cikulur.

"Kami berharap relokasi itu secepatnya direalisasikan karena sudah disediakan lahan seluas 2,5 hektare untuk 38 rumah," kata Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, kemarin.

Pemerintah Kabupaten Lebak jangan sampai warga korban pergerakan tanah berlarut-larut tinggal di pengungsian sehingga berdampak terhadap kehidupan dan kenyamanan masyarakat.

Masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak sebanyak 38 rumah, 47 kepala keluarga dan 174 jiwa sangat ketakutan terlebih curah hujan tinggi di daerah itu. Bahkan, kondisi rumah mereka, satu di antaranya roboh dan 37 retak-retak dan ambles akibat tanah bergerak.

"Beruntung, rumah roboh milik Pak Misto bersama keluarganya tidak mengalami korban jiwa maupun luka-luka, karena mereka sudah mengungsi," jelasnya.

Menurut dia, relokasi masyarakat korban pergerakan tanah di Kampung Cihuni Curugpanjang Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten.

Pembangunan rumah warga yang direlokasi itu dibangun dari APBD Lebak dan dana desa setempat. Masyarakat telah menyepakati relokasi di lahan seluas 2,5 hektare dan mereka tidak boleh kembali menempati tinggal di kawasan bencana alam.

"Kami sudah melaporkan kepada Bupati agar bisa secepatnya pembangunan relokasi," kata Febby Rizky Pratama.

Camat Cikulur Kabupaten Lebak Sukmajaya mengatakan masyarakat bersedia direlokasi ke lahan milik pemerintah desa seluas 2,5 hektare. "Lokasi relokasi itu aman dari ancaman bencana alam itu," katanya menjelaskan.

Sementara itu warga korban tanah bergerak mengatakan bahwa mereka menyambut positif adanya bantuan relokasi ke tempat yang lebih aman, karena jika berlangsung lama tinggal di lokasi tanah bergerak khawatir rumah roboh.

Selama ini, masyarakat merasa ketakutan, terlebih cuaca buruk yang ditandai hujan meningkat sehingga terpaksa jika malam hari menginap ke tenda pengungsian. "Kami merasa senang jika pemerintah daerah merelokasi ke tempat yang lebih aman (dari tanah bergerak)," kata Mamay (40) warga Curugpanjang Kabupaten Lebak.

Tiga Kelas Roboh

Pergerakan tanah juga membuat tiga ruangan kelas Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ar- Ribathiyah Cikulur, roboh, namun beruntung tidak ada korban jiwa. "Bangunan ruangan yang roboh itu terjadi Minggu dinihari setelah curah hujan cenderung meningkat," kata Kepala MTs Ar-Ribathiyah Ribathiyah Cikulur Kabupaten Lebak Nasrudin di Lebak, Senin (28/2).

Kerugian material akibat tiga ruangan kelas roboh diperkirakan 300 juta rupiah, namun saat ini kegiatan belajar mengajar ( KBM) 35 persen pertemuan tatap muka ( PTM ) dan sisanya dengan sistem dalam jaringan (daring).

Sementara itu, masyarakat korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cihuni Desa Curugpanjang, sudah menerima bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos).

"Bantuan dari Kemensos berupa beras sebanyak satu ton, perlengkapan bayi, lauk pauk, dan makanan ringan," kata Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan Sosial Dinsos Kabupaten Lebak Agus Rohmantika di Lebak, Senin.

Menurut dia, penanganan bantuan di Curugpanjang K hingga 14 hari ke depan.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top