Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Korban Jiwa Akibat Gempa di Jepang Capai 100 Orang

Foto : AFP/Toshifumi KITAMURA

Gempa merobohkan gedung tujuh lantai dan memicu kobaran api yang menghanguskan seluruh area pasar di Wajima, Jepang.

A   A   A   Pengaturan Font

SUZU - Jumlah korban tewas akibat gempa bumi tepat pada Tahun Baru di Jepang mencapai 100 orang, Sabtu (6/1), lebih dari 200 orang belum ditemukan.

Tim penyelamat menyaring puing-puing reruntuhan bangunan saat fokus beralih pada evakuasi jenazah, lima hari setelah gempa.

Jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah, sementara 211 orang masih belum ditemukan di wilayah Ishikawa di pulau utama Honshu Jepang, kata pihak berwenang.

Pekerjaan ribuan petugas penyelamat terhambat oleh cuaca buruk - karena diperkirakan akan turun salju pada hari Minggu, dan jalan-jalan retak menganga serta tertimpa pohon dan batu yang tumbang.

Dua wanita lanjut usia dievakuasi dari reruntuhan rumah mereka pada Kamis.

Di Suzu, di mana puluhan rumah kini menjadi reruntuhan, seekor anjing menggonggong saat tim AFP memfilmkan operasi pembersihan pada hari Jumat, sebuah tanda adanya penemuan korban.

"Pelatihan anjing penyelamat bencana dimulai dengan sesuatu yang mirip dengan permainan petak umpet," kata pelatih anjing Masayo Kikuchi kepada AFP.

"Mereka dilatih menggonggong saat melihat ada orang di bawah reruntuhan."

Rumah-rumah yang berisi korban jiwa yang ditemukan akan ditandai dan dibiarkan begitu saja sampai petugas datang bersama kerabat korban untuk mengidentifikasi jenazah tersebut.

Di kota pelabuhan, perahu nelayan tenggelam atau terangkat seperti mainan ke pantai akibat gelombang tsunami yang juga dilaporkan menghanyutkan satu orang.

Di dekat Wajima, kebakaran besar menghancurkan ratusan bangunan pada hari pertama dan merobohkan gedung tujuh lantai.

"Saya sedang bersantai di Hari Tahun Baru ketika gempa terjadi. Semua kerabat saya ada di sana dan kami bersenang-senang," kata Hiroyuki Hamatani (53) di tengah mobil yang terbakar dan tiang telegraf yang tumbang.

"Rumah itu masih berdiri tapi sekarang sudah jauh dari layak huni... Saya tidak punya ruang dalam pikiran saya untuk memikirkan masa depan," katanya kepada AFP.

Pihak berwenang mengatakan pada Sabtu pagi bahwa 211 orang belum ditemukan, turun dari jumlah sebelumnya yaitu 222 orang.

Jumlah korban tewas bertambah menjadi 98 dari 94, dan lebih dari 450 orang terluka.Korban tewas termasuk seorang anak sekolah menengah pertama yang sedang mengunjungi keluarganya, kata laporan.

Sekitar 23.800 rumah tangga tanpa listrik di wilayah Ishikawa dan lebih dari 66.400 rumah tangga tanpa air bersih.Pemadaman listrik dan air juga berdampak pada rumah sakit dan fasilitas perawatan lansia dan penyandang cacat.

Lebih dari 31.400 orang kini tinggal di 357 tempat penampungan pemerintah. Banyak yang masih terisolasi.

"Kami melakukan yang terbaik untuk operasi penyelamatan di desa-desa terpencil… Namun, kenyataannya isolasi tersebut belum terselesaikan sesuai keinginan kami," kata gubernur wilayah tersebut Hiroshi Hase pada hari Jumat.

Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun dan sebagian besar tidak menyebabkan kerusakan, karena peraturan bangunan yang ketat yang diterapkan selama lebih dari empat dekade.

Pada 2011, negara ini dilanda gempa bawah laut berkekuatan 9,0 yang memicu tsunami dan menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.

Tsunami membanjiri pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, menyebabkan salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top