Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Perekonomian - Hingga 27 Januari 2021, Injeksi Likuiditas BI ke Perbankan Rp738,7 Triliun

Konsumsi Dukung Pemulihan Ekonomi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi Indonesia tahun ini pulih seiring perbaikan berbagai indikator perekonomian dari dampak pandemi Covid-19.

Perbaikan ekonomi Indonesia ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global.

"Pada 2021, kami memproyeksikan pemulihan ekonomi sedang berjalan positif, dengan outlook kami untuk GDP 2021 adalah 4,8 sampai 5,8 persen didukung oleh ekspor kita," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, Jakarta, Rabu (3/2).

Perry menambahkan pertumbuhan ekonomi tahun ini didukung ekspor, pembiayaan fiskal dan konsumsi.

Dia memperkirakan stabilitas makroekonomi terus berjalan.

Perry menyatakan ekspor nasional pulih karena didorong perbaikan ekonomi global tahun ini.

Tak hanya itu, mobilitas masyarakat juga diprediksi mulai meningkat setelah adanya program vaksinasi yang telah dimulai di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Perbaikan ekspor akan mendukung perbaikan defisit transaksi berjalan, didukung oleh aliran modal yang lebih besar tahun ini.

Untuk defisit transaksi berjalan (CAD), BI memperkirakan akan berada pada minus satu sampai dua persen dari PDB.

"Portofolio yang masuk kita perkirakan 19,4 miliar rupiah, itu di luar dari investasi langsung dan itu juga dengan dukungan dan dorongan dari pemerintah, dan juga penerapan dari Undang-Undang Cipta Kerja," jelasnya.

Selain itu, dia mengungkapkan pihaknya telah menginjeksi likuiditas sebesar 738,7 triliun rupiah kepada perbankan sejak tahun lalu hingga 27 Januari 2021.

Kucuran dana ini dipercaya bisa mendukung perbankan dalam menyalurkan pembiayaan pada 2021.

"Tidak hanya mendukung perbankan menyalurkan pembiayaan, tetapi juga mendukung stabilitas sistem keuangan," paparnya.

Injeksi likuiditas tersebut setara 4,77 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan sekaligus salah satu yang terbesar di tingkat regional.

Tak hanya itu, mendukung perbankan menyalurkan pembiayaan, tetapi juga mendukung stabilitas sistem keuangan.

Kebijakan likuiditas longgar dan suku bunga rendah akan mendukung pemulihan ekonomi RI dari pandemi Covid- 19.

"Kebijakan ini akan terus kami lanjutkan sampai terdapat tanda meningkatnya tekanan inflasi," pungkasnya.

Tetap Menantang Pada kesempatan lain, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan perekonomian Indonesia 2020 diproyeksi berada di level minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen dengan pemulihan pada konsumsi masih berlanjut dan tetap menjadi tantangan.

"Pemerintah menggunakan alatnya sendiri lewat fiskal kita semua bisa minimalisasi dampaknya.

Investasi dan ekspor perlahan pulih terutama triwulan IV-2020," katanya.

Baca Juga :
Bagikan Dividen

Menkeu memastikan semua respons kebijakan diawasi dengan ketat oleh institusi dan kelembagaan sehingga pemerintah pun tetap menjaga kestabilannya selama pandemi.

"Yang kita lakukan adalah kombinasi tepat antara fleksibilitas, pragmatisme dan fokus ke bagaimana kita bisa jaga keberlanjutan dan prudent," tegasnya.

Rencananya, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV- 2020, Jumat (5/2).

uyo/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Djati Waluyo, Antara

Komentar

Komentar
()

Top