Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Konsumen Perlu Selektif Berbelanja "Online"

Foto : Antara

Ilustrasi -  Konsumen melakukan transaksi secara online melalui gawai.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Konsumen, khususnya ibu rumah tangga, harus selektif dalam membeli produk buat anaknya. Hal itu dimaksudkan agar kesehatan anak tidak terganggu oleh produk yang dibeli. Maraknya perdagangan online membuat peredaran barang tak bermutu meningkat di pasaran.

Pelanggan (ibu rumah tangga) perlu meminimalisir risiko dalam membeli produk secara online, apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Ibu rumah tangga harus ekstra hati-hati agar produk yang dibeli enggak salah pilih.

Tim peneliti HerStory Indonesia telah melakukan survei menggunakan metode survei daring kepada 2000 responden dari seluruh Indonesia. Survei ini dilakukan mulai dari November 2021 hingga Januari 2022.

Peran perempuan atau ibu sangat penting pada masa pandemi, mulai dari berperan sebagai jendela informasi tentang pandemi bagi keluarga dan masyarakat hingga sebagai penggerak ekonomi dengan membuka usaha dan menjadi pengambil keputusan yang efektif dalam menangani Covid-19.

Kondisi saat ini membuat seluruh proses perbelanjaan beralih menjadi online. Lebih dari 50 persen pelanggan memilih untuk berbelanja secara online selama pandemi.

"Peran seorang ibu menuntutnya untuk selalu memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Di sisi lain, ia juga harus paling bijak dalam mengatur pengeluaran rumah tangga. Oleh karena itu, keterjangkauan harga menjadi pertimbangan utama para ibu saat memilih platform e-commerce untuk belanja online," ujar Clara Aprilia Sukandar Tim Peneliti Herstory Indonesia di Jakarta, Kamis (27/1).

"Selain harga, para ibu juga tetap harus memilih produk dengan kualitas yang bagus. Sebanyak 94 persen responden melakukan pembelian setalah melihat rekomendasi online dan 28 persen melakukan pembelian setelah melihat review dari situs parenting," sambungnya.

Di masa pandemi ini juga, teknologi digital semakin berkembang. Ada dampak positif yang bisa dirasakan anak dengan berkembangnya teknologi digital, tapi ada juga dampak negatif yang perlu diperhatikan. Orangtua memiliki tanggung jawab dan peranan penting dalam hal ini.

"Teknologi digital ini memiliki dampak baik dan juga dampak buruk. Dan ini tanggung jawabnya lebih banyak pada kaum ibu di rumah. Jadi, bisa disimpulkan bahwa tanggung jawab ibu semakin besar, penghasilan lebih terkoreksi, dan ditambah lagi ada beban tanggung jawab digital," kata Tim Peneliti lainnya Muhammad Ihsan.

SAM Bidang Penanggulangan Kemiskinan Kementterian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Titi Eko Rahayu menjelaskan pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang luar biasa, terutama bagi bagi ibu dalam pemenuhan hak anak di dalam rumah.

Dia mengapresiasi sektor usaha yang ikut andil dalam menjaga kesehatan konsumen. "Ini artinya juga mendukung upaya negara dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak," tutur Titi Eko Rahayu.

Baca Juga :
Tera Ulang Timbangan


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top