Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Konflik di Ukraina Belum Selesai, Kini Kremlin Marah Besar Tuding Amerika Serikat Tantang Perang Ekonomi Melawan Rusia

Foto : Reuters

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov

A   A   A   Pengaturan Font

Perang antara Rusia dan Ukraina hingga kini belum selesai. Namun, Kremlin menuduh pihak Amerika Serikat (AS) telah menyulut sumbu perang ekonomi terhadap Rusia.

"Amerika Serikat tidak diragukan lagi telah menyatakan perang ekonomi melawan Rusia. Ya secara de facto demikian," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip Kamis (10/3).

Kemarahan pihak Kremlin terjadi pasca AS memberlakukan larangan impor minyak dan gas (migas), serta batu bara dari Rusia.

Peskov menjelaskan, Rusia harus melakukan apa yang diperlukan demi menjaga kepentingannya dalam situasi saat ini. Sehingga, nantinya bisa terhindar dari kelelahan dalam konfrontasi ekonomi tersebut.

Ia juga meyakinkan, sebelumnya Rusia juga membuat persiapan terhadap dampak dari sanksi yang diberikan negara Barat. Menurutnya, situasi di pasar energi global sedang bergejolak.

"Rusia akan tetap dan akan terus menjadi penjamin keamanan energi yang andal tidak hanya untuk benua Eropa, tetapi juga untuk dunia," ujar Peskov.

Peskov juga membeberkan wacana terkait rencana memasok minyak dan gas ke negara-negara yang memberikan sanksi terhadap Rusia. Menurutnya, Rusia akan menjaga reputasi sebagai pemasok sumber daya energi yang andal.

"Bahkan sekarang, seperti yang Anda lihat, sumber daya energi sedang dikirim ke penerima mereka. Rusia menghargai reputasinya sebagai pemasok sumber daya energi yang dapat diandalkan," tuturnya.

Saat ini, Rusia terus mendapatkan sanksi imbas dari serangan ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Terbaru, pemerintah AS mengancam Rusia terkait pipa gas Nord Stream 2 yang akan dinonaktifkan.

Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Victoria Nuland menyatakan, hal tersebut dilakukan sebagai sanksi terhadap invasi Rusia.

"Saya pikir Nord Stream 2 sekarang sudah mati," katanya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top