Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perubahan Iklim

Komputer Super Bantu Penggunaan Geoengineering Surya untuk Lawan Perubahan Iklim

Foto : AFP/ China OUT
A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu langkah terakhir untuk mengatasi perubahan iklim adalah dengan geoengineering surya, walau memiliki risiko terhadap keberlangsungan ekosistem. Berkat bantuan komputer super, memungkinkan ilmuwan membangun dan menjalankan model untuk menilai risikonya.

Ilmuwan menggunakan komputer super baru membantu dalam melakukan geoengineering surya (solar geoengineering). Perangkat inti ditugaskan untuk menentukan apakah perlu menyuntikkan aerosol sebagai penghalang sinar Matahari buatan ke stratosfer. Material ini juga akan mengubah badai petir dan curah hujan

Sebuah komputer super baru untuk penelitian iklim akan membantu para ilmuwan mempelajari efek geoengineering surya. Pasalnya cara untuk mendinginkan planet Bumi dengan mengalihkan atau membelokkan sinarnya masih menjadi ide kontroversial.

"Komputer super dengan nama Derecho, mulai beroperasi bulan Juli ini di National Center for Atmospheric Research. Dengan alat canggih ini akan memungkinkan para ilmuwan menjalankan model cuaca yang lebih rinci untuk penelitian geoengineering surya," kata Kristen Rasmussen dikutip dari lamanScientific American.

Rasmussen adalah seorang ilmuwan iklim di Colorado State University. Ia mempelajari bagaimana aerosol buatan manusia, yang dapat digunakan untuk membelokkan sinar Matahari, dapat mempengaruhi pola curah hujan.

"Karena Derecho tiga setengah kali lebih cepat dari superkomputer NCAR sebelumnya, tim saya dapat menjalankan model yang lebih rinci untuk menunjukkan bagaimana perubahan curah hujan regional dapat disebabkan oleh pelepasan aerosol. Hal ini juga dapat menambah pemahaman para ilmuwan tentang risiko dari geoengineering surya," ungkap Rasmussen.

Komputer super tersebut juga akan digunakan untuk mempelajari isu-isu lain yang terkait dengan perubahan iklim. Untuk memahami dampak spesifik pada badai petir, tim memerlukan penggunaan model beresolusi sangat tinggi yang dapat dijalankan selama bertahun-tahun.

"Komputer super yang lebih cepat ini akan memungkinkan lebih banyak simulasi pada kerangka waktu yang lebih lama dan pada resolusi yang lebih tinggi daripada yang dapat kami dukung saat ini," tutur Rasmussen.

Rekayasa

Pengumuman dari NCAR muncul setelah pemerintahan Amerika Serikat merilis laporan pekan lalu yang menawarkan dukungan terukur untuk meneliti geoengineering surya sebagai cara untuk memperlambat kenaikan suhu global. NCAR didanai sebagian besar melalui National Science Foundation, sebuah lembaga independen dari pemerintah federal.

Laporan Gedung Putih mengikuti surat terbuka oleh lebih dari 60 ilmuwan terkemuka yang menyerukan penelitian lebih lanjut tentang apa yang sering disebut modifikasi radiasi Matahari. Cara ini menjadi salah satu metode mengubah sistem alami Bumi untuk melawan perubahan iklim.

Pembuat kebijakan Uni Eropa juga mengeluarkan pernyataan pekan lalu yang menyerukan penilaian internasional terhadap risiko yang terkait dengan geoengineering. "Teknologi ini menimbulkan risiko baru bagi manusia dan ekosistem, sementara itu juga dapat meningkatkan ketidakseimbangan kekuatan antar negara, memicu konflik, dan menimbulkan segudang masalah etika, hukum, tata kelola, dan politik," kata pernyataan resmi Uni Eropa.

Kritikus geoengineering surya mengatakan penggunaan aerosol dan zat lain untuk memantulkan sinar Matahari menjauh dari Bumi dapat menyebabkan pola cuaca yang tidak diketahui dan mengganggu. Mereka juga berpendapat bahwa cara tersebut dapat mengakibatkan ketergantungan global, karena suhu dapat naik secara tiba-tiba jika prosesnya dihentikan.

"Dengan komputer super baru akan memungkinkan para ilmuwan untuk membangun dan menjalankan model yang rumit untuk menilai risiko yang terkait dengan geoengineering," kata Rasmussen.

Ia menambahkan bahwa sedikit perubahan pada komposisi atmosfer dapat menyebabkan dampak besar tidak hanya pada pola curah hujan bidang studinya tetapi juga secara keseluruhan ekosistem, termasuk komunitas manusia.

Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional merilis sebuah laporan pada tahun 2021 yang mendesak para ilmuwan untuk mempelajari dampak dari rekayasa iklim itu. Rasmussen mengatakan geoengineering surya merupakan upaya terakhir untuk mengatasi perubahan iklim.

"Kita harus sangat berhati-hati," kata Rasmussen. "Saya tidak menganjurkan dengan cara apa pun untuk memajukan salah satu dari jenis upaya mitigasi ini. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah menghentikan emisi bahan bakar fosil sebanyak yang kita bisa," papar dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top