Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Komisi Kesehatan Tiongkok Ditengarai Perintahkan Pemusnahan Temuan Awal Covid-19 di Wuhan

Foto : HANDOUT

Genom virus Covid-19 yang diteliti laboratorium RS Pusat Wuhan

A   A   A   Pengaturan Font

Pada 1 Desember 2019, seorang pria berusia 70 tahunan merasa sakit. Kondisi itu dibenarkan oleh rumah sakit di Wuhan.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, pada 11 Desember 2019 sekitar 200 orang telah terinfeksi oleh virus korona.

Tiga minggu setelah kasus pertama terdeteksi, dokter Rumah Sakit Pusat Wuhan mengambil sampel dari paru-paru pasien. Mereka mengirim sampel itu ke Vision Medicals. Kurang dari 48 jam, perusahaan itu berhasil mengetahui pengurutan DNA pendek virus.

"Orang yang menganalisa sampel itu memberikan sinyal peringatan bahaya pada pemimpin perusahaan. Dan pemimpin mengatakan 'ini serius'. Jangan buat laporan keluar sampai yakin 100 persen," kata Direktur Program Penyakit Infeksi yang Menyebar, di Sekolah Kedokteran Duke-NUS, Singapura, Wing Linfa.

Wing menuturkan, tak lama kemudian kekhawatiran sang atasan menjadi kenyataan. "Beberapa jam kemudian dia mengatakan, saya 100 persen yakin, ini nyata," tutur dia.

"Pengurutan dari patogen ini sangat penting karena dapat menjelaskan kepada orang-orang bagaimana patogen ini dapat menyebar dengan cepat, dan otoritas kesehatan di negara lain menyiapkan tes untuk mendeteksi virus," kata seorang pengamat.

Sementara itu, sebanyak 11 juta orang Wuhan tetap menjalani kehidupan sehari-sehari seperti biasa, menyebarkan virus ke kota dan seluruh Tiongkok.

Saat wabah pecah, pakar virus terkenal, Eddie Holmes, dari Universitas Sidney, dan Yong-Zhen Zhang dari Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok, Yong-Zhen Zhang, tengah melakukan penelitian penyakit pernapasan di RS Pusat Wuhan.

Pada pukul 02.00 dini hari, 5 Januari 2021, Zhang berhasil mengungkap pengurutan utuh genon virus. Hari itu juga, Zhang menulis surat kepada Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok bahwa ia ingin memublikasikan temuan tersebut. Namun harapannya sirna, Komisi Kesehatan Nasional mengirim instruksi rahasia dan meminta laboratorium untuk tidak melakukannya tanpa izin, dan memusnahkan temuan itu.

"Mereka secara efektif membungkam para ilmuwan dan laboratorium dalam mengungkapkan wabah ini, atau berbagi informasi seputar virus, dan mencegah potensi kebocoran ke dunia luar atau memperingatkan orang-orang," kata Zhang.

Lima hari usai Zhang berhasil mengurutkan genom virus, media pemerintah melaporkan temuan tentang virus korona novel. Namun, Zhang tetap dilarang memublikasikan data penelitiannya.

"Pada titik itu, rasanya sangat konyol kalau kita tidak membuka data itu. Saya katakan data itu harus dirilis, sekarang atau tidak sama sekali. Dia mengatakan oke," ujar Eddie Holmes.

"Lalu, dia mengirim email dengan arsip yang berisi data pengurutan genom virus itu. Tangan saya gemetar saat memencet tombol. Lalu, saya mengunggahnya di Virological (forum diskusi) dan men-tweet ini adalah pengurutan genom virus itu. Saya merasakan beban yang sangat berat untuk membawanya ke luar sana," tutur Eddie Holmes.

Terpaksa Membuka

Perilisan pengurutan genom virus itu memaksa Beijing untuk membuka informasi. Keesokan hari, peneliti pemerintah merilis lima pengurutan genom yang mereka telah tutup-tutupi dalam beberapa hari sebelumnya.

Setelah itu komunitas internasional dapat melakukan tanggapan.

Pada 13 Januari, ilmuwan Jerman merilis alat pengujian virus agar negara-negara dapat mendeteksi kasus infeksi.

Atas perbuatannya memublikasikan pengurutan genom virus, Zhang dituduh telah melanggar perintah negara. Hari berikutnya, laboratoriumnya di tutup sementara untuk alasan "perbaikan".

Dalam narasi resmi pemerintah Tiongkok dalam penanganan Covid-19, nama Zhang tidak pernah muncul.

Tiongkok mengatakan telah berperang melawan Covid-19.

"Selalu bertindak dengan transparan, terbuka, dan bertangung jawab serta memberitahu masyarakat internasional secara tepat waktu," ujar mereka.

n SB/BBC/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top