![Kolumnis Jenak Itu Telah Pergi](https://koran-jakarta.com/images/article/phpqe3hv6_resized.jpg)
Kolumnis "Jenak" Itu Telah Pergi
![Kolumnis Jenak Itu Telah Pergi](https://koran-jakarta.com/images/article/phpqe3hv6_resized.jpg)
Kabar duka ini tentu cukup mengejutkan publik, sebab sebelumnya pada 26 Juni lalu, ia sempat berangsur pulih dan akhirnya boleh pulang setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. Namun, nasib berkata lain, sastrawan dan wartawan senior kelahiran Surakarta, 26 November 1948 ini akhirnya menghembuskan napas terakhir di rumahnya.
Jenazah Arswendo Atmowiloto pun disemayamkan di rumah duka, Komplek Kompas B-2, Jalan Damai, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan. Acara Misa Requiem sekaligus pelepasan jenazah dilaksanakan di Gereja St Matius Penginjil, Paroki Bintaro, Pondok Aren, hari Sabtu pagi, 20 Juli 2019. Selesai misa, jenazah akan dibawa ke tempat peristirahatan terakhir di Sandiego Hill, Karawang.
Semasa hidup, Arswendo juga dikenal sebagai wartawan di berbagai media massa, seperti Kompas, HAI, Monitor, dan konsultan di grup penerbitan Tabloid Bintang Indonesia. Dia juga mendirikan grup penerbitan sendiri dengan melahirkan beberapa tabloid dan majalah.
Arswendo pun pernah mendirikan Production House, PT Atmochademas Persada, yang memproduksi sinetron, film dan tayangan infotainment. Sinetron serial Keluarga Cemara, Deru Debu, Ali Topan Anak Jalanan, dan Satu Kakak Tujuh Keponakan adalah beberapa dari sekian banyak karya Arswendo yang meraih sukses.
Arswendo menikah dengan Agnes Sri Hartini dan dikaruniai tiga anak, yakni Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana, dan Cicilia Tiara. Arswendo punya nama baptis Paulus, namun ia memakai nama Arswendo karena dianggapnya lebih pop.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya