Klub-klub Top Eropa Alami Kerugian

LONDON - Pandemi virus korona membuat 20 klub top Eropa mengalami kerugian sebesar 2,4 miliar euro (34 triliun rupiah). Jumlah tersebut diungkap pakar keuangan Deloitte.

Laporan Football Money League terbaru, Deloitte, menunjukkan bahwa pendapatan dari 20 klub teratas Eropa yang dianalisis turun sebesar 1,1 miliar euro pada musim 2019-2020 karena penutupan stadion dan hilangnya hak siar televisi.

Efek virus akan membuat penurunan yang lebih besar pada keuangan klub pada 2020-2021. Stadion sebagian besar masih tertutup dan hanya sedikit tanda-tanda pembatasan dilonggarkan.

Hak siar untuk liga lima liga teratas Eropa yakni Liga Inggris, Spanyol, Jerman, Prancis, dan Italia, serta kompetisi Liga Champions dan Liga Europa UEFA berjumlah hampir 1,2 miliar euro.

"Kami biasanya merilis keuangan liga dan berbicara tentang pertumbuhan pendapatan, tetapi tentu saja sepak bola tidak kebal terhadap pandemi Covid-19," ujar Tim Bridge dari Grup Bisnis Olahraga Deloitte.

Pendapatan yang hilang disebabkan oleh kurangnya suporter di stadion yang juga berimbas pada hal lain seperti penjualan di toko klub dan membeli makanan serta minuman.

Klub raksasa Spanyol Barcelona mempertahankan posisi mereka di puncak tabel pendapatan, meski pendapatan mereka turun 15 persen menjadi 715 juta euro. Namun, klub Catalan itu masih terperosok dalam krisis ekonomi karena utang yang membengkak sebesar 1,2 miliar euro. Real Madrid tetap di posisi kedua, hanya 200.000 euro di belakang pendapatan Barca.

Bayern Munich melompati Manchester United ke posisi ketiga karena klub Inggris itu tidak berkompetisi di Liga Champions musim lalu. Di urutan keempat, MU masih menjadi tim Inggris dengan peringkat tertinggi di antara tujuh klub Liga Premier - yang juga menampilkan Liverpool, Manchester City, Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, dan Everton - di 20 besar. Zenit Saint-Petersburg adalah satu-satunya klub di luar lima liga teratas yang berada di dalam daftar. n ben/AFP/S-2