Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

KKP Kembangkan Budi Daya Ikan Lokal di Kalimantan

Foto : Istimewa

Unit Produksi Gabus Haruan dan Unit Produksi Maggot di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengakselerasikan program terobosan untuk mewujudkan pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) meresmikan Unit Produksi Gabus Haruan dan Unit Produksi Maggot di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/1).

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, pihaknya terus mendorong keberlanjutan ikan endemik, salah satunya pada komoditas ikan Gabus Haruan di Kalimantan Selatan. Menurutnya Gabus Haruan begitu populer dengan permintaan pasar dan bernilai ekonomi yang tinggi. Di sisi lain, keberadaannya di perairan semakin menurun akibat penangkapan secara berlebih, sehingga perlu dibudidayakan.

"Hal tersebut sejalan dengan program prioritas KKP dalam pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal," kata Tebe sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/1).

Ia menambahkan untuk mendukung hal tersebut pihaknya telah membangun Unit Produksi Gabus Haruan dan Unit Produksi Maggot di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan. Unit produksi Gabus Haruan ini dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi dengan tujuan untuk menghasilkan induk unggul bagi pembudidaya ikan sebanyak 25 - 30 ribu ekor per tahun sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari penggunaan induk di alam yang secara tidak langsung telah mengganggu keberlanjutan ekosistem perairan umum.

Tebe juga menjelaskan keunggulan induk Gabus Haruan yang dihasilkan adalah sudah terdomestikasi, adaptif terhadap lingkungan budidaya, memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit, dan memiliki kemampuan telusur sumber benihnya. Unit ini juga menjadi model usaha produksi benih dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta benih/tahun. Model teknologi pembenihan ini dapat dengan mudah diadopsi masyarakat karena tidak membutuhkan lahan yang luas, dan biaya investasi yang relatif murah.

"Model tersebut diharapkan dapat menjadi showcase dan trigger bagi stakeholder yang ingin melakukan budidaya ikan Gabus Haruan, karena ikan Gabus Haruan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan dan merupakan salah satu komoditas yang mempengaruhi inflasi daerah," katanya.

Sedangkan Kepala BPBAT Mandiangin, Andy Artha Donny Oktopura menambahkan bahwa pembangunan unit produksi Gabus Haruan menjadi upaya strategis BPBAT Mandiangin dalam akselerasi pelaksanaan program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam pengembangan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

"BPBAT Mandiangin berkomitmen dalam berbagai bentuk dukungan di antaranya penyediaan induk unggul dan benih bermutu, bantuan sarana dan prasarana budidaya serta pendampingan teknis," katanya.

Menurur Andy, BPBAT Mandiangin juga telah membangun unit produksi maggot di Instalasi Budidaya Ikan Bincau pada lahan seluas 1.000 meter persegi dengan proyeksi kapasitas produksi sebesar 18 ton/tahun. Unit ini diharapkan menjadi salah satu langkah terobosan untuk mendapatkan pakan ikan dengan harga murah dan kualitas yang baik dengan menggunakan bahan baku lokal karena selama ini pakan berkontribusi lebih dari 60% untuk biaya produksi.

Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, Rusdi Hartono dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah, Darkiansyah yang turut hadir pada kegiatan membenarkan bahwa ikan Gabus Haruan dan ikan Papuyu mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di Provinsi Kalsel dan Provinsi Kalteng, serta kedua jenis ikan ini mulai mengalami kepunahan di alam sehingga pengembangan teknologi budidaya ikan yang dilakukan oleh BPBAT Mandiangin menjadi salah satu inovasi yang luar biasa untuk peningkatan kesejateraan masyarakat dan keberlanjutannya.

Baca Juga :
Budi Daya Ikan

"Kami juga berkomitmen mendukung penuh dan siap bersinergi untuk akselerasi pelaksanaan program terobosan KKP untuk pembangunan kampung perikanan budidaya yang berbasis kearifan lokal serta pengembangan komoditas bernilai ekonomis tinggi untuk ekspor," tutupnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top