Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

KJRI Hamburg Gelar "Festival Batak" untuk Rayakan 160 Tahun Hubungan Khusus Masyarakat Jerman dan Masyarakat Batak

Foto : Dok KJRI Hamburg
A   A   A   Pengaturan Font

NORDSTRAND - KJRI Hamburg bekerja sama dengan organisasi masyarakat Batak di Jerman, Masyarakat Nauli Indonesia (MNI) Hamburg dan Himaboni e.V, telah menyelenggarakan Festival Batak bertempat di Gereja St. Vinzenz, Odenbüll, Nordstrand-Schleswig Holstein, Jerman, pada Minggu (5/6).

"Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman," demikian pernyataan dari KJRI Hamburg seperti dikutip dari laman kemlu.go.id, Kamis (9/6).

Perayaan tahun ini terasa istimewa karena selain bersaman dengan perayaan 70 tahun dan Hari Pantekosta juga memperingati 160 tahun kehadiran Jerman di Tanah Batak melalui peran misionaris Jerman Pendeta Ingwer Ludwig Nommensen (IL Nommensen) yang menyebarkan pertama kali agama Kristen Protestan di Tanah Batak. Lebih istimewa lagi perayaan diadakan di kota kelahiran IG Nommensen di Oldenbüll, Nordstrand, sebelah utara Jerman, tepatnya di Negara Bagian Schleswig Holstein.

Dalam festival ini, ditampilkan berbagai lagu-lagu rohani berbahasa Batak yang merupakan lagu terjemahan dari bahasa Jerman yang diterjemahkan langsung oleh Pdt. IL Nommensen diiringi dengan tarian tor-tor khas Batak. Disamping itu, juga ditampilkan upacara pemberian Ulos dan salah satu Alkitab berbahasa Batak yang merupakan edisi terjemahan pertama oleh Pdt. IL Nommensen pada tahun 1890-an.

Dalam sambutannya, Konsul Jenderal RI-Hamburg, Ardian Wicaksono menekankan bahwa festival ini mengingatkan bahwa hubungan antara masyarakat Jerman dan masyarakat Batak telah jauh lebih lama yang diawali masuknya misionaris Pendeta IL Nommensen ke tanah Batak pada 1862. Berkembangnya masyarakat Batak yang memeluk agama Kristen Protestan di awal misionaris IL Nommensen menunjukkan pesan damai, persahabatan dan penyebaran pendidikan serta pengetahuan kepada masyarakat setempat yang hingga kini tetap diingat oleh masyarakat Batak di manapun berada.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top