Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

KJRI Guangzhou Susun Strategi Dongkrak Relasi Ekonomi Indonesia dan Tiongkok

Foto : ANTARA/HO-KJRI Guangzhou

Suasana Forum Sinergi Diplomasi Ekonomi di Tiongkok Selatan di Shenzhen, provinsi Guangdong, Tiongkok pada 23 Januari 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

Beijing - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Guangzhou mengadakan Forum Sinergi Diplomasi Ekonomi di Tiongkok Selatan untuk menyusun strategi diplomasi yang dapat mendongkrak kerja sama ekonomi di provinsi Guangdong, Fujian, Hainan dan Daerah Otonomi Khusus Guangxi Zhuang.

Forum tersebut dihadiri perwakilan dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC), perwakilan BUMN, Kamar Dagang dan Industri Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Indonesian Chamber of Commerce in Tiongkok (INACHAM) serta wakil pengusaha Indonesia di Tiongkok bagian selatan.

"Pemerintah Indonesia siap memfasilitasi secara dekat investasi dari Tiongkok,you will never walk alone," kata Direktur Promosi Wilayah Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika, Kementerian Investasi/BKPM Cahyo Purnomo yang memberikan sambutan kunci dalam forum itu di Shenzhen, Tiongkok sebagaimana keterangan tertulis yang diterima ANTARA pada Jumat.

Forum tersebut menyepakati penguatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok harus sejalan dengan semangat kemitraan komprehensif dan strategis Indonesia dan Tiongkok yang telah terjalin sejak 2013.

Wilayah selatan Tiongkok disebut menjadi salah satu pintu masuk utama ekspor Indonesia ke Tiongkok karena sekitar 38 persen produk-produk unggulan Indonesia seperti batu bara, kopi, sarang burung walet, makanan minuman dan buah-buahan tropis masuk melalui wilayah itu.

Tiongkok bagian Selatan juga menjadi rumah bagi perusahaan-perusahaan raksasa Tiongkok seperti Huawei, BYD, Tencent dan ZTE yang merupakan investor bagi Indonesia di sektor prioritas seperti kendaraan elektrik (EV), kesehatan, bioteknologi, teknologi digital dan telekomunikasi.

"Wilayah Tiongkok Selatan potensial menjadi pintu masuk produk-produk UMKM Indonesia dan sumber investor utama Tiongkok yaitu perusahaan-perusahaan raksasa Tiongkok yang masuk ke dalam Fortune 500 seperti Huawei, BYD, dan lainnya," kata Konjen RI Guangzhou Ben Perkasa Drajat dalam acara yang sama.

Provinsi Fujian, menurut Drajat, menjadi basis proyek nasional pengembangan kawasan industri kembar (Two Countries Twin Parks atau TCTP) untuk memajukan kerja sama industri dan sektor halal kedua negara.

Dalam rangka peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia dan kawasan Tiongkok Selatan, peserta forum sinergi mengidentifikasi sejumlah strategi yaitu pertama, memperkuat sinergi dan kolaborasi promosi perdagangan dan investasi di pameran utama kawasan tersebut seperti Tiongkok-ASEAN EXPO, Maritime Silk Road International Expo (MSRE) dan Hainan Consumer Product Expo.

Kedua, mengembangkan peran "Indonesia Trading House" di Guangzhou dan Hainan untuk membuka akses pasar produk UMKM Indonesia.

Ketiga, memanfaatkan kerangka kerja samasister citydansister provinceserta menggunakan posisi provinsi di wilayah Tiongkok Selatan yang memiliki status kawasan ekonomi khusus sebagai pintu masuk produk Indonesia.

Keempat, memfasilitasi dan mengatasi tantangan ekspor produk unggulan, termasuk UMKM Indonesia, antara lain melalui pembentukan inkubator bisnis.

Forum yang merupakan kerja sama KJRI Guangzhou, Bank Mandiri Cabang Shanghai dan UOB Tiongkok itu ditutup dengan "business networking dinner" yang dihadiri sekitar 100 pengusaha Tiongkok Selatan seperti Huawei, GEM, CATL, Brunp, Tencent, SPIC dan lainnya.

Tiongkok diketahui sebagai mitra dagang terbesar Indonesia dengan nilai perdagangan pada 2022 mencapai lebih dari 133 miliar dolar AS (sekitar Rp2.002,8 triliun). Sementara di bidang investasi, Tiongkok menjadi negara asal investor kedua terbesar bagi Indonesia dengan nilai 8,2 miliar dolar AS (sekitar Rp123,5 triliun) pada 2022.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top