Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Kisah Seorang Biksu yang Minta Dibangunkan 75 Tahun Setelah Dimakamkan, Inilah yang Terjadi Selanjutnya!

Foto : Google

Biksu Dashi Dorzho Itigilov

A   A   A   Pengaturan Font

Sebagai salah satu misteri terbesar di dunia kematian merupakan suatu hal yang paling menakutkan bagi seluruh manusia. Penuaan, penyakit, kecelakaan, kejahatan, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di penghujung umur seorang manusia.

Makanya dari itu, jarang orang yang sakit saking takutnya dengan kematian, melakukan pencarian pada hidup abadi dengan berbagai metode seperti meditasi, meminum ramuan rahasia, hingga membekukan diri, agar bisa ke masa depan seperti. Di bawah ini adalah kisah tentang orang-orang yang menantang maut dan nyaris hidup abadi.

  1. Dashi Dorzho Itigilov

Dashi Dorzho Itigilov adalah seorang biksu yang lahir pada tahun 1852 di daerah yang bernama Buryatia di Rusia. Itigilov merupakan pemuka agama Buddha paling tersohor yang diyakini masih hidup di alam meditasinya hingga sekarang di dalam pencariannya terhadap keabadian itu.

Itigilov dikisahkan melakukan meditasi pada penghujung hidupnya di tahun 1927 silam untuk berangkat ke Nirwana. Itigilov meminta untuk dirinya dipindahkan dari makam pertama dan dibangunkan 75 tahun kemudian menggunakan doa dan mantra yang dikemukakan dalam wasiatnya.

Hal ini pun benar dilakukan pada tahun 2002, dimana makamnya itu dibongkar dan mayatnya dipindahkan. Dalam proses ini tidak ada satupun yang menyangka kalau kondisi mayat itu masih mirip dengan manusia hidup yang sedang tertidur, karena jasad nya tidak mengeluarkan bau busuk.

Berat badannya juga masih sama. Saking menakjubkannya jasad ini, para peneliti mengklaim bahwa organ dalam dan juga mata Itigilov kini masih dalam keadan baik. Sayangnya misteri tubuh Itigilov ini tidak bisa diketahui lebih lanjut, karena sejak tahun 2005 semua penelitian yang menyangkut jasad yang biksu dianggap terlarang, karena mengganggu perjalanan seorang biksu di Nirwana, yang kebenarannya tentu masih dipertanyakan hingga sekarang.

  1. Qin Shi Huang

Qin Shi Huang merupakan kaisar pertama Tiongkok yang berkuasa pada tahun 221 SM sebagai seorang raja dengan tingkat kemakmuran super tinggi. Dirinya tidak hanya terobsesi pada penaklukan lewat peperangan tetapi juga dengan kehidupan abadi.

Menurut Qin, dengan hidup abadi dirinya dan bala tentara Tiongkok bisa menaklukkan seluruh dunia dalam waktu singkat. Maka dari itu, untuk mewujudkan obsesinya ini, sang kaisar memberikan tugas kepada bawahannya untuk mencari ramuan keabadian.

Mereka pun lalu mencarinya hingga ke negeri lain dengan mengutus penyihir utama kaisar dan 500 prajurit lainnya untuk berlayar, hingga menyuruh ratusan cendikiawan untuk menemukan ramuan itu di dalam kerajaan.

Tapi sayangnya, misi ini tidak terwujud sehingga membuat dirinya murka dan membantai seluruh cendekiawan kerajaan yang hanya menyisakan dirinya, menunggu kabar dari pasukannya yang sedang berlayar. Namun sayang, hingga akhir hayatnya pasukan tersebut tidak kembali dan Qin Shi Huang yang meninggal di umur 49 tahun.

  1. Alexander Bogdanov

Bogdanov merupakan seorang ilmuwan Rusia yang memfokuskan studinya pada transfusi darah. Sebagai ilmuwan, tentu saja hasrat keingintahuan Bogdanov sangatlah tinggi, bahkan saking tingginya dirinya mengeluarkan sebuah pernyataan tentang keabadian dan juga potensi awet muda dengan transfusi darah.

Dalam pernyataannya tersebut Bogdanov mengungkapkan kalau transfusi darah dan sel manusia yang lebih muda dan lebih unggul seperti olahragawan bisa menjadi sumber keabadian dan juga membuat orang awet muda jika dilakukan dengan rutin.

Pernyataan ini pun dikuatkan dengan transfusi darah yang dilakukan pada dirinya sendiri. Bogdanov melakukan secara rutin yang dimana dia memang terlihat mudah dan lebih aktif dari umurnya. Hal ini kemudian banyak mengundang orang yang tertarik pada teori Bogdanov.

Namun sayangnya teori ini mendapatkan jalan buntu. Justru karena Bogdanov sendiri yang kemudian meregang nyawa pada transfusi darahnya yang kesebelas, karena ternyata tubuhnya itu menolak transfusi darah yang berlebihan. Untung saja belum banyak orang yang mengikuti jejak Bogdanov.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rizka Haerunnisa

Komentar

Komentar
()

Top