Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Sang Naga dan Anak Manusia dalam Lakon "Matahari Papua"

Foto : antara
A   A   A   Pengaturan Font

Pengalaman dan kecakapan para pemain berpadu dengan baik dalam mementaskan lakon "Matahari Papua", ditambah kualitas naskah yang baik dan solidnya tim produksi berhasil membuat lakon ini menjadi istimewa.

Mulai dari pemeran utama, pemeran pendukung, tim musik, sutradara, hingga tim pendukung lainnya, berhasil membuat "Matahari Papua" layak diapresiasi.

Menariknya, naskah "Matahari Papua" berhasil terpilih sebagai salah satu pemenang untuk Sayembara Penulisan Naskah Dewan Kesenian Jakarta 2022. Tidak heran naskah dalam lakon ini juga sangat mempengaruhi jalinan istimewa di dalamnya.

Selain tokoh Biwar, Yokomina, dan Nadiva yang berhasil memperkuat lakon "Matahari Papua", ada dua tokoh pencuri perhatian (steal the show) yang berhasil membuat lakon ini semakin berwarna. Dua tokoh tersebut adalah Sir Ilham Jambak sebagai buaya dan Sri Qadariatin sebagai burung hitam.

Di tengah perlawanan Biwar dan sang naga yang cukup panas, kedua tokoh tersebut berhasil mencairkan suasana dengan sangat baik. Celetukan dan tingkah ajaib antara buaya dan burung hitam berhasil mengocok perut penonton.

Tanpa mengesampingkan tokoh dan tim produksi lainnya, lakon "Matahari Papua" semakin menarik saat tokoh buaya dan burung hitam itu tampil. Meskipun terkesan serius, "Matahari Papua" berhasil menyeimbangkan nuansa komedi dan drama di dalamnya.

Meskipun untuk ukuran lakon "Matahari Papua" cukup panjang, tetapi penonton kemungkinan besar tidak akan bosan. Akting gemilang para pemain berhasil menghipnotis penonton untuk terus menyaksikan penampilan mereka, hingga akhir, sehingga 2.5 jam, mungkin tidak akan terasa terlalu lama.


Kostum memikat

Selain akting para pemain yang memukau, penonton juga akan dimanjakan dengan detail kostum dan properti latar yang detail serta indah, mulai dari penggambaran suku di Papua yang sangat mirip dengan aslinya, ditambah properti latar sebagai penunjang cerita yang dibuat sangat mirip dengan aslinya.

Pergantian latar cerita dengan properti berbeda pun dilakukan sangat mulus dan lancar, misalnya latar hutan yang dilanjutkan dengan adegan di dusun, tanpa ada kendala berarti.

Jika penonton membawa anak kecil, kemungkinan besar mereka juga dapat menikmati pertunjukan "Matahari Papua" dengan baik karena pergantian latar cerita akan menarik perhatian mereka. Selain itu, unsur tarian dan nyanyian yang ditampilkan para pemain juga akan menghibur para penonton, termasuk anak-anak.

Jangan lewatkan untuk menyaksikan pertunjukan lakon "Matahari Papua" di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada 7 - 9 Juni 2024. Untuk pemesanan tiket pertunjukan, kunjungi laman situs resmi mereka di www.teaterkoma.org atau menghubungi kontak mereka di0217359540dan0821122777709.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Ones

Komentar

Komentar
()

Top