Kisah Pedagang Ayam Segar di Pasar Modern
layani pembeli I Wagiman saat melayani pembeli di Pasar Modern BSD, Serpong, beberapa waktu lalu.
Foto: Koran Jakarta/YoKPada awalnya, Wagiman, 41 tahun, mengaku sulit untuk memulai jadi pedagang. Ada saja pertimbangannya, entah itu terkait modal hingga bagaimana strategi bertahan dalam persaingan. Lebih dari itu, pria kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, ini adalah anak petani sehingga tak terpikirkan mampu berdagang.
Namun, karena tuntutan ingin memperbaiki ekonomi orang tua, dia kemudian memutuskan meninggalkan kampung halaman. "Saya merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai pegawai berpenghasilan 400.000 ribu per bulan. Tapi, gaji ini tidak mencukupi dan akhirnya memutar otak untuk beralih berjualan ayam dan alhamdulilah kini omzet per harinya mencapai 24,5 juta rupiah," tutur Wagiman, pedagang ayam segar di Pasar Modern BSD City (Pasmod BSD), Serpong, beberapa hari lalu.
Sebelum menjadi pedagang ayam, Wagiman pernah menjadi pelayan sebuah kedai bakso di daerah Tanjung Duren, kemudian pindah kerja untuk membantu usaha dagang ayam milik orang lain selama 9 tahun.
Bermodalkan tekad yang kuat untuk meraih mimpi membangun keluarga, anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini akhirnya memutuskan untuk berjualan ayam pertama kali di pasar modern BSD City pada tahun 2004. "Ketika itu cuma modal 500 ribu rupiah untuk menyewa lapak ukuran 2 x 2 meter. Ayamnya saya ambil dulu di sebuah peternakan di daerah Ciputat dan bayarnya nanti setelah ayamnya terjual," akunya.
Di awal usahanya Wagimin hanya dapat menjual sekitar 30 sampai 40 ekor ayam per hari. Tetapi, seiring dengan usaha yang keras, kini dia mampu menjual hingga 700 ekor dengan kisaran omzet mencapai kurang lebih 24,5 juta rupiah per hari. "Saya selalu menepati janji ke pemilik peternakan soal waktu pembayaran. Kita harus percaya, berjualan kan harus ada modal, kaya mau belanja kan harus punya uang. Bermodal kepercayaan saja," ujarnya ayah dari dua orang anak ini.
Tak cuma itu, Wagimin patut bersyukur dengan adanya Pasmod BSD. "Dengan adanya pasar modern ini membuat BSD jadi semakin maju. Pengunjungnya juga banyak yang dari luar. Selain itu, dulu masih kecil dan sempit, sekarang pasar jadi bersih, jadi banyak yang ingin datang," tuturnya.
Meski tidak menyangka akan meraih sukses sebagai pedagang ayam di Pasmod BSD, Wagimin yang saat ini memiliki 7 orang karyawan ini menuturkan bahwa keterbatasan pendidikan dan ekonomi bukan hambatan untuk meraih impian. Dengan hanya bermodalkan kepercayaan, kejujuran, dan semangat bekerja, Wagimin akhirnya berhasil mengangkat derajat ekonomi keluarga di kampung. Bahkan, tiga orang saudaranya mengikuti jejaknya sebagai pedagang ayam segar dan telah memiliki lapak sendiri di pasar yang ada di wilayah Jabodetabek.
yok/E-10
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 3 Irwan Hidayat : Sumpah Dokter Jadi Inspirasi Kembangkan Sido Muncul
- 4 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 5 Tak Tinggal Diam, Khofifah Canangkan Platform Digital untuk Selamatkan Pedagang Grosir dan Pasar Tradisional
Berita Terkini
- Grammy Awards Terus Bertransformasi dengan Daftar Nominasi yang Lebih Inklusif
- Film Paddington in Peru Pecahkan Rekor Box Office Inggris
- Perusahaan Camilan Permen yang Berhasil Menggebrak Pasar
- Perjalanan Sukses Lisa Collum dari Guru Menjadi CEO dengan Top Score Writing
- Menbud sebut film dapat jadi medium untuk rekam dan kenalkan budaya