Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kisah Menteri Indonesia yang Tewas Ditembak Tentara Belanda Usai Mandi di Sebuah Pancuran

Foto : Istimewa

Supeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda RI yang gugur ditembak Belanda.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Mungkin banyak yang tak hapal siapa Supeno. Dia adalah salah satu menteri pembangunan dan pemuda di era perang kemerdekaan. Kematiannya sungguh tragis. Dia gugur ditembak tentara Belanda usai mandi di sebuah pancuran.

Seperti apa kisahnya? Mengutip buku, 100 Pahlawan Nasional dan Sejarah Perjuangannya, yang ditulis Edy Sutrisno dan Elizabeth Tara, diceritakan jika Supeno awalnya adalah tokoh yang masuk dalam kelompok Amir Syarifuddin.

Tapi, Supeno kecewa dengan hasil perjanjian Renville yang merugikan Pemerintah Indonesia. Seperti diketahui, dalam perjanjian Renville itu, Indonesia diwakili oleh Amir Syarifuddin.

Supeno pun memilih berpisah jalan dengan Amir Syarifuddin. Pasca perjanjian Renville, kabinet Amir Syarifuddin jatuh. Hatta atau Mohammad Hatta pun naik jadi perdana menteri.

Di kabinet Hatta, Supeno diangkat menjadi Menteri Pembangunan dan Pemuda. Masuknya Supeno di kabinet Hatta, membuat ia dicap pengkhianat oleh pendukung Amir Syarifuddin.

Supeno sendiri lahir pada 12 Juni 1916. Sampai kemudian pecah Agresi militer II Belanda. Yogyakarta diserang dan diduduki militer Belanda. Karena ibukota Negara saat itu jatuh, maka Supeno memiliki menyingkir ikut bergabung dengan para pejuang yang melancarkan perang gerilya.

Bersama dengan TKR (embrio TNI), Supeno ikut bergerilya. Supeno ikut bergerilya bersama dengan beberapa orang menteri lainnya seperti Susanto Tirtoprojo. Sampai kemudian peristiwa tragis pun terjadi.

Hari itu, tanggal 24 Pebruari 1949, Supeno dan rombongan sedang ada di Desa Ganter. Saat sedang di desa itulah, tentara Belanda menyerang tiba-tiba. Kala itu, saat tentara Belanda menyerang, Supeno sedang mandi di sebuah pancuran.

Usai mandi, ia tak sempat segera menyingkir. Tentara Belanda sudah kadung datang menyergapya. Tembakan pun terdengar. Supeno rebah diterjang peluru panas tentara penjajah. Ia gugur saat itu juga. Lalu dimakamkan di sana. Kemudian pada tanggal 24 Februari 1950, jenazah Supeno dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogakarta.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top